Sebuah bus berjalan dengan kecepatan sedang, terlihat beberapa penumpang yang duduk dengan tenang di dalamnya. Salah satu penumpangnya adalah Haruto, seorang tukang pos yang bertugas menghantarkan surat-surat ke surga.
Haruto duduk termenung sambil menyandarkan kepalanya di jendela bus, pikirannya melayang kemana-mana. Tiba-tiba ia teringat dengan isi sebuah surat yang dikirimkan oleh seorang anak untuk ibunya yang berada disurga.
'Ibu…apakah kau baik-baik saja? Disana tidak ada masalah kan? Ibu sudah pergi selama 7 tahun, dan sampai saat ini aku masih belum bisa pecaya kalau ibu sudah tiada. Ternyata sudah lama sekali. Oh iya! Ibu aku sudah menikah'
Haruto berjalan membelah padang rumput yang begitu luas. Di tengah padang rumput tersebut terdapat satu kotak surat berwarna merah maroon.
Haruto mengahampiri kotak surat itu dan membukanya seraya mengingat isi surat yang tiba-tiba saja terlintas di pikirannya saat di bus tadi.
'-Aku juga memiliki seorang anak. Aku sangat ingin menunjukkannya pada ibu. Ibu.. walaupun usiaku sudah bertambah, tapi aku masih merasa belum dewasa. Walaupun aku sudah menikah dan setelah anakku lahir-pun rasanya aku masih bermain bersama mainan-mainanku. Karena bagi ibuku, aku selalu menjadi putrinya yang kecil. Ibu.. aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, hari ini melalui beranda aku melihat ke bawah dan melambaikan tangan pada putriku yang musim semi ini berusia 1 tahun. Dia mengenakan tas sekolah berwarna kuning . Tiba-tiba aku merasa ingin sekali berbicara dengan ibu.'
Haruto sedikit tersenyum kecut saat mengingat isi surat itu, sangat menyedihkan. Perasaan yang mengikat hati manusia dan membuatnya terus-menerus merasa terluka benar-benar membuat Haruto iba.
Haruto mengeluarkan semua surat yang ada di dalam kotak surat itu, lalu mengambil random dan membacanya. Haruto mengambil surat dengan amplop bergambar cherry merah kecil lalu membuka surat tersebut dan membaringkan tubuhnya di atas rerumputan. '
“Ibu…bagaimana kabarmu? Bagaimana keadaan di sana? Di sana... Di surga.” guman Haruto menirukan bunyi surat tadi seraya menatap ke arah langit.