“Junghwan, kau bercanda?  Bagaimana bisa kau rela menghabiskan uang 30$ demi ramuan cinta omong kosong seperti ini?!”

Junghwan menutup telinganya saat mendengar teriakan heboh dari Junkyu.

“Ramuan ini bukan omong kosong hyung!” kilah Junghwan sambil mendelik kesal.

“Lalu kau ingin kita percaya dengan ramuan cinta yang kau beli dari Hyunsuk hyung?  Begitu?!”

Yoshi dan Jihoon mendengus jengah melihat Junkyu dan Junghwan kembali bertengkar. Sepasang sepupu itu memang tidak pernah akur.

Semuanya karena Junghwan yang dengan bodohnya membeli sebuh ramuan cinta dari Hyunsuk.

Junghwan percaya,  jika ramuan cinta yang ia beli benar-benar bekerja. Karena Hyunsuk tidak pernah berbohong padanya.

Hyunsuk bilang,  orang yang akan meminum ramuan cinta itu akan jatuh cinta kepada orang yang ia lihat saat ia meminum ramuan itu.

“Kalian berdua percaya?!” Yoshi dan Jihoon seketika terlonjak kaget karena Junkyu tiba-tiba saja menanyai mereka berdua.

Yoshi menggelengkan kepalanya,  “Maaf Junghwan,  tapi ramuan cinta terdengar seperti lelucon orang sinting di telingaku. “

Junghwan melengkungkan bibirnya kebawah kecewa. Ia sudah mengorbankan uangnya untuk ramuan ini,  dan ia sangat bersemangat. Tapi kenapa ketiga hyung sekaligus sahabatnya ini tidak percaya.

Melihat raut wajah Junghwan yang berubah jadi sendu seperti itu membuat Jihoon menjadi tidak tega.

“Apa salahnya jika kita coba saja?”

Junkyu dan Yoshi langsung menolehkan kepalanya tidak percaya saat mendengar perkataan Jihoon.

“Kau sudah tidak waras?!” seru Junkyu tidak habis pikir.

Jihoon menghendikan bahunya singkat,  “Apa salahnya kita mencobanya?”

Yoshi menganggukan kepalanya setuju.

“Jihoon hyung!  Kau memang pahlawanku!” seru Junghwan dramatis sembari beringsut memeluk lengan Jihoon.

“Kalian semua sudah tidak waras. Kebodohon tercium jelas dari tubuh kalian.” ujar Junkyu.

Junghwan mengibaskan tangannya pelan tanda tak perduli dengan perkataan Junkyu, “Tapi hyung,  siapa yang akan mencobanya?” tanya Junghwan sambil menatap Jihoon,  Yoshi,  dan Junkyu.

“Tentu saja kau!” sela Junkyu cepat.

Jihoon tampak terdiam dan berpikir sesaat,  kemudian ia menampilkan smirknya,  “Bagaimana jika Junkyu saja?”

“Kau minta dipukul ya?” Junkyu mengangkat kepalan tangannya di udara.

Jihoon terkekeh pelan,  “Bukannya kau tidak percaya?  Bagaimana jika kau saja yang mencobanya?”

Junkyu mendelik tidak terima,  “Yoshi juga tidak percaya!  Kenapa bukan dia saja?!” protes Junkyu sambil menunjuk Yoshi.

“Sudah kau saja,  aku bertaruh 20$ pasti ramuannya berhasil. ” ujar Junghwan.

“Bagaimana my kyu?  Ini tantangan. ” tanya Jihoon.

Junkyu mendengus keras,  Jihoon memang tahu sekali kelemahannya. Ia tidak bisa menolak lagi jika sudah di tantang seperti itu.

“Fine!  Aku yang akan mencobanya!”

Jihoon dan Junghwan seketika bertepuk tangan heboh.

“Bagus,  kalau begitu aku akan menelpon Haruto,  Jeongwoo dan Jaehyuk agar segera kemari. “

Junkyu menengguk ludahnya kasar,  entah kenapa ia tiba-tiba saja merasa gugup.

.

.

.

Kini,  mereka ber-tujuh sudah duduk melingkar di lantai kamar Junkyu,  dengan sebotol ramuan cinta yang berada di tengahnya.

“Kalian benar-benar akan melakukan hal seperti ini hyung?” Haruto bertanya kepada ke-enam orang yang ada di sekelilingnya dengan nada tidak percaya.

“Apa salahnya dicoba?  Lagipula Junkyu yang akan mencobanya. Ramuan ini juga belum tentu berkerja. ” balas Jihoon.

“Kau yakin hyung ingin mencobanya? Kau tidak masalah jika nanti akan jatuh cinta dengan salah satu diantara kita?” Tanya Jaehyuk seraya menatap Junkyu yang duduk di hadapannya.

Junkyu menggeleng,  “Tidak masalah,  selama itu bukan Junghwan dan Jeongwoo. “

“Hey!” protes Junghwan dan Jeongwoo bersamaan.

“Sudah sudah,  Kyu cepat minum ramuannya. ” Yoshi menyodorkan ramuan cinta itu kepada Junkyu.

Junkyu menatap ke arah teman-temannya bergantian,  kemudian ia menenggak ramuan cinta itu dengan cepat.

Ke-enam orang yang melihat Junkyu menenggak ramuan cinta seketika langsung menahan nafasnya.

“Arrgh rasanya seperti slurp anggur gagal. ” komentar Junkyu sesaat setelah meminum ramuan cinta.

“Bagaimana?  Kau sudah jatuh cinta dengan salah satu dari kami?” tanya Jihoon cepat.

Junkyu mengulas senyum manis lalu menatap Jihoon yang duduk disampingnya,  kemudian ia mengangkat sebelah tangannya seperti hendak membelai wajah Jihoon.

Seketika ke-lima lelaki lain yang ada di sana memasang raut wajah tegang.

Tubuh Jihoon membeku. Ia memejamkan matanya erat menunggu apa yang akan Junkyu lakukan.

Plakk

Junkyu menampar pelan pipi Jihoon kemudian raut wajahnya berubah menjadi kesal,  “Kau pikir ramuan ini akan bekerja apa?!!! Omong kosong!!!” sembur Junkyu di depan wajah Jihoon.

“Jadi,  uang 30$ ku terbuang sia-sia. ” Junghwan menampilkan raut wajah sedih meratapi uangnya yang melayang percuma.

“Sudah kubilang semua ini omong kosong. Kalian bisa-bisanya percaya begitu saja. ” Junkyu bangkit berdiri dan naik ke atas ranjangnya.

Jaehyuk menghela nafas pendek,  “Sejujurnya hal seperti itu memang tidak masuk akal. Kita tidak hidup di dunia Harry Potter. “

“Dasar bodoh. ” cibir Jeongwoo sambil menatap ke arah Junghwan.

“Hey kau mengataiku?!”

Yoshi langsung menahan tubuh Junghwan yang hendak menerjang Jeongwoo.

“Kau kan memang bodoh. Buang-buang uang saja. ” Jeongwoo semakin mengeluarkan kata-kata pedasnya. Membuat Junghwan juga semakin emosi.

“Lepaskan!  Akan ku hajar anak muda tidak punya tata krama ini!” Junghwan meronta marah,  membuat Jeongwoo,  Jaehyuk,  dan Junkyu yang melihatnya seketika tergelak.

“Try me bitch! ” ucap Jeongwoo sambil mengacungkan jari tengahnya kepada Jungwhan.

Lain halnya Haruto dan Jihoon, mereka berdua hanya terdiam dan berkutat dengan pikiran mereka. Pikiran yang bahkan seharusnya tidak perlu mereka pikirkan.

“Sudah sana kalian pulang!  Bisa rusak mataku jika melihat kalian terus!” usir Junkyu.

“Ya sudah,  kami berdua pulang dulu. Sampai jumpa besok di sekolah! ” Yoshi langsung menyeret Junghwan yang masih saja meronta dan mengumpati Jeongwoo keluar dari kamar Junkyu.

Disusul dengan Jihoon,  Jaehyuk,  dan Jeongwoo, “Bye hyung!”

“Kau tidak ingin pulang?” Junkyu mengerutkan dahinya heran saat melihat Haruto yang masih saja duduk di lantai sambil menatapnya.

“Kau yakin kau tidak jatuh cinta dengan siapapun?”

Junkyu tertawa di atas ranjangnya,  “Tidak tuh,  kau percaya dengan ramuan cinta itu?”

Haruto menggelengkan kepalanya,  “Tidak,  hanya penasaran. ” jawab Haruto.

“Kalau begitu aku pulang dulu hyung.” Haruto bangkit berdiri dan berjalan keluar dari kamar Junkyu.

Junkyu memandang punggung adik sekaligus sahabat sedari kecilnya itu sampai ia menghilang dari balik pintu.

Junkyu membaringkan tubuhnya diatas ranjang lalu membuang nafas kasar.

Setelah kepergian sahabat-sahabatnya,  tiba-tiba saja pikirannya melayang jauh kemana-mana.

Lalu sedetik kemudian ia langsung menyunggingkan senyum aneh.

.

.

.

Haruto masuk ke dalam kamarnya dan menatap ke arah sebuah kamar yang berada tepat di sebrang kamarnya melalui jendela.

“Kenapa aku jadi memikirkan hal itu sih?!” Haruto mengacak-acak rambutnya frustasi.

Haruto dan Junkyu sudah bersahabat sedari kecil. Meski mereka berbeda usia, mereka berdua selalu bersama,  ditambah rumah mereka yang saling berhadapan.

Haruto masih setia memandangi kamar Junkyu, entah kenapa perasaan aneh menyusup ke dalam hatinya.

Haruto menghela nafas kasar kemudian berjalan ke arah ranjangnya. Ia berbaring di atas ranjangnya lalu kembali menghela nafas.

“Lebih baik kau tidur saja Haruto,  daripada memikirkan hal tidak penting seperti itu. “

Baru saja Haruto ingin memejamkan matanya,  ia mendengar pintu kamarnya di gedor dengan kuat.

“Hyung!  Berhenti menggedor pintu kamarku!!” Haruto berteriak dari dalam kamarnya, ia berpikir jika hyung-nya lah yang memukul pintu kamarnya dengan membabi buta seperti itu.

Gedoran pada pintu kamarnya semakin brutal, membuat Haruto menggeram marah kemudian berjalan ke arah pintu. Ia bersumpah akan mengutuk siapa saja yang sudah berani mengganggunya.

Sesaat setelah Haruto membuka pintu kamarnya,  ia merasa tubuhnya langsung di tubruk oleh seseorang yang sangat ia kenal. Orang itu memeluknya dengan erat sekali.

“Haru..  Aku rindu sekali padamu..”

Tubuh Haruto membeku kaku saat merasakan suara halus nan merdu mengalun indah di dekat telinganya. Mata Haruto membulat tidak percaya,  dan suaranya tercekat kaget.

“J-junkyu hyung...? “

.

.

.

.

.

.

.

Tbc