Junkyu mengusap-usap telinganya yang berdengung panas sambil meringis. Sudah hampir 1 jam ibunya itu mengomelinya, mengungkapkan betapa jengkel dan kecewa ia kepada Junkyu karna junkyu mempunyai seorang kekasih tampan kaya raya seperti haruto tapi tidak mau membawanya ke rumah untuk mengenalkan kepadanya dan june.
Junkyu sudah berpikir macam-macam tadi, takut ibunya menghajarnya dengan brutal atau memukulinya dengan mangkok plastik seperti kebiasannya jika junkyu membalas semua perkataannya jika dia sedang marah. Ternyata semua itu hanya ada di imajinasi junkyu saja.
“Kenapa anak sepertimu bisa mendapatkan kekasih seperti dia? Ayo, katakan yang sebenarnya pada Ibu!”
Junkyu mendelik mendengar perkataan ibunya yang seakan-akan meremehkannya, “Anak sepertimu? Maksud ibu apa?!”
Rose meneliti penampilan anaknya secara seksama dari atas kepala hingga ujung kaki. Rose akui jika putra satu-satunya itu memang cukup manis, tapi ia masih tetap meragukan jika anaknya itu bisa mendapatkan seorang pacar. Apalagi pacar se-tampan dan se-kaya haruto.
Sujurnya rose sudah curiga saat melihat junkyu diantar oleh seorang lelaki tampan pagi-pagi tadi, tapi rose diam saja karna ia terlalu malas untuk bicara saat itu. Junkyu merasa risih melihat ibunya memperhatikannya dari atas sampai bawah sambil melotot seperti itu.
“Sudahlah, lupakan. Ibu senang kau punya pacar. Ibu kira kau akan hidup bersama ibu selamanya sampai mati.”
Junkyu mendengus sebal “Mana mungkin!! Aku tidak menyangka Ibu mempunyai prasangka buruk kepadaku seperti itu. Cih, jahat sekali kepada anak sendiri.” Ucap junkyu mendramatisir.
Rose mengabaikan perkataan anaknya itu lalu berjalan menuju dapur, ia harus segera memasak banyak makanan seperti apa yang disuruh suaminya tadi, “junkyu-ya, kau sudah hubungi mashiho?” tanya rose sambil menyiapkan alat-alat untuk memasak.
Junkyu menganggukan kepalanya meng-iyakan “Sudah, mungkin sebentar lagi ia akan kesini dengan jihoon. “
Rose berjalan menghampiri junkyu yang sedang duduk santai di meja makan sambil memakan kue buatannya “Kau beli barang-barang ini di minimarket depan sana” rose menyodorkan selembar kertas dengan daftar barang-barang yang tertulis diatasnya.
“Ibu menyuruhku?”
“Tentu saja”
“Ibu tidak lihat badanku sakit semua?!” seru junkyu kesal
“Salah sendiri tadi malam kelepasan” ucap rose santai lalu kembali berjalan menuju dapur.
Junkyu membelalakkan matanya kaget. Ia memasang ekspresi terkejut dan panik saat mendengar ucapan Ibunya yang sangat tiba-tiba seperti itu. “I-ibu?! b-bagaimana-”
Rose mendengus melihat reaksi anaknya “Ibu juga pernah muda! kau pikir ibu langsung dilahirkan menjadi tua seperti sekarang?! jangan kira ibu tidak tahu ya.” Rose mengatakan itu sambil menunjuk-nunjuk junkyu menggunakan spatula.
“Cara berjalanmu itu tidak seperti orang yang habis terpeleset dikamar mandi tahu. Sekali lihat Ibu bisa tahu. Cih, dasar anak muda tidak bisa mengontrol hawa nafsu!”
Junkyu semakin mengaga mendengar coletahan Ibunya itu. Astaga, jadi ibunya sudah tahu?! kalau begitu kenapa ia repot-repot harus ber-akting segala!
“Kau masih mau berdiri disitu? cepat belanja sana!”
Junkyu mencebikkan bibirnya kesal. Sambil berjalan secara perlahan dia pergi menuju mini market. Walapun jarak rumahnya dan minimarket itu dekat, hanya sekitar 10 menit saja dengan berjalan kaki, tetap saja junkyu merasa kesal. Karna tubuhnya akan kembali terasa sangat perih setiap ia melangkah. Junkyu terus mengutuk haruto di sepanjang jalan, ia benar-benar akan memberi haruto perhitungan setelah ia sembuh nanti.
“Junkyu hyung!” Junkyu terlonjak kaget saat mendengar ada orang yang tiba-tiba saja memanggil namanya. Ia menolehkan wajahnya kesamping, tepatnya ke arah rumah ber-cat biru tua yang berada tidak jauh dari rumahnya itu.
Dirinya melihat Junghwan, bocah SMP yang selalu berkunjung kerumahnya hanya untuk meminta makanan. Bocah itu sedang melambaikan tangannya heboh kepadanya sambil tertawa-tawa tidak jelas.
Entah kenapa jika junkyu melihat orang yang sedang tertawa-tawa tidak jelas seperti itu langsung mengingatkannya kepada haruto. Orang gila yang satu bulan ini selalu mengintilinya kemana pun ia pergi.
“Hyung mau kemana?” tanya junghwan sambil berjalan menghampiri junkyu.
“Mau ke minimarket, kau sendiri?”
“Tidak kemana-mana sih, tapi sekarang aku ingin ikut denganmu.” ucap junghwan sambil tersenyum lebar yang langsung dihadiahi dengan dengusan super keras dari junkyu.
Junkyu mengabaikan perkataan junghwan dan kembali berjalan menuju minimarket. Junkyu menggerutu sebal, karna minimarket sudah terlihat di matanya, tapi kenapa ia tak kunjung sampai juga! ia ingin segera berbaring atau setidaknya duduk di sofa yang empuk!
Junghwan yang berjalan disamping junkyu mengernyit heran melihat cara junkyu yang berjalan sangat lamban dan terseok-seok seperti itu “Kau kenapa hyung?” tanya junghwan penasaran.
“Aku sedang tidak mau ditanya-tanya, jadi kau diam saja” balas junkyu cuek.
“Hoooo aku tahu” junghwan menatap junkyu sambil tersenyum aneh.
“Dengan siapa hyung?” tanyanya tidak jelas
“Dengan siapa apanya?” jawab junkyu dengan wajah bingung.
Junghwan semakin menampilkan raut aneh yang, membuat junkyu ingin memukul wajah bocah itu dengan keras “Dengan siapa hyung melakukan seks?”
Junkyu langsung menghentikan langkahnya dan menatap junghwan dengan pandangan horor. Matanya mendelik dan mulutnya menganga kaget “b-bagaimana-”
Junghwan mendecih “Pasti orang itu mempunyai nafsu seperti binatang. Lihat saja kau sampai kesulitan berjalan seperti ini. ” komentar junghwan sambil memasang tampang kasihan, “Lain kali, hyung harus menghajarnya jika dia melakukan itu dengan kasar. Pasti tidak ada nikmat-nikmatnya ya hyung?”
Junkyu hanya terdiam mematung mendengarkan semua perkataan junghwan sedari tadi. Dia kehabisan kata-kata. Bisa-bisanya junghwan berkata seperti itu kepadanya dengan begitu blak-blakan?!
“Pastikan dia bertanggung jawab hyung. Aku tidak mau nanti hyung hamil dan dia malah kabur, nanti aku yang malah disuruh menikahi hyung bagaimana? Memangnya hyung mau? Aku sih mau-mau saja, tapi aku masih SMP. Mau dikasih makan apa anak yang ada di kandunganmu nanti?”
Junkyu menatap junghwan dengan pandangan heran sekaligus kesal mendengar segala racauan tidak masuk akal yang junghwan ocehkan sedari tadi. Bagaimana bisa anak tetangganya mempunyai pikiran sampai sejauh itu.
“Jangan berbicara lagi! Siapa yang mengajarimu huh?! Kenapa kau sangat tahu tentang hal-hal seperti itu? jangan-jangan..”
“Aku belum pernah melakukannya hyung!! selain karna aku belum legal aku juga kan tidak punya kekasih. tapi aku sering menonton video seperti itu dengan yoshi hyung, jadi aku tahu.”
Junkyu menepuk dahinya pelan, harusnya ia sudah tahu sejak awal jika yoshi lah dalang dari semua ini. Bocah dari Jepangnya itu memang harus dipukul kepalanya biar berhenti mengajak anak dibawah umur untuk menonton hal cabul seperti itu. “Kau harus jauh-jauh darinya mulai dari sekarang” Ucap junkyu sambil kembali berjalan.
Junkyu memasuki minimarket dengan junghwan yang mengintil seperti anak ayam di belakangnya. Junkyu langsung mencari seluruh barang-barang yang tertulis di daftar belanjaan yang ibunya berikan tadi dibantu oleh junghwan, mereka memutuskan berpisah agar kegiatan belanja ini lebih cepat selesai.
“Hyung, yang mana?”
“Di daftar tertulis keju, tapi bibi tidak menuliskannya keju cheddar atau melt?” tanya junghwan sambil menghampiri junkyu yang sedang memilih daging dengan raut kebingungan.
“Ambil saja dua-duanya” jawab junkyu tanpa menolehkan kepalanya ke arah junghwan.
“Kenapa tidak telpon bibi saja?”
“Aku lupa membawa ponsel”
“Okey”
Junkyu merutuki ibunya yang tidak menulis barang belanjaan dengan jelas. Disini tertulis daging, tapi tidak disebutkan daging sapi atau daging domba, kan Junkyu jadi pusing sendiri!
“Sudahlah ambil semua, pakai kartu ibu juga kan.” Junkyu langsung memasukkan daging-daging tersebut kedalam trolli. Semua barang yang tertulis di daftar sudah di dapat, ia menghampiri junghwan yang sedang sibuk memilih snack untuk menggeret anak itu ke kasir.
“Memilih cemilan saja lama sekali!” ucap junkyu.
“Hyung hanya mengizinkan aku membeli satu macam snack saja, bagaimana aku tidak bingung!” sungut junghwan sambil melanjutkan kegiatannya memilih rasa kripik kentang apa yang harus ia ambil dengan wajah serius.
Junkyu merasa gemas melihat ekspresi junghwan yang terlihat menggemaskan saat serius seperti itu. Ia refleks mencubit pipi junghwan dengan keras sehingga membuat junghwan memekik kesakitan “Sakit hyung!”
Junkyu hanya tertawa nista melihat bocah itu berteriak kesakitan. Ia merasa senang membuat orang lain juga merasakan penderitaan yang pipinya alami selama ini.
Junkyu dan junghwan terlalu asik berdua sampai tidak menyadari bahwa ada 2 pasang mata yang sedang memperhatikan mereka dari balik rak makanan dengan ekspresi kecewa, terkejut, kaget, dan tidak menyangka.
“Jeongwoo, cepat foto!”
“Sabar hyung! Ya tuhan telunjukku menyangkut di lubang hidung!” Seru orang yang dipanggil jeongwoo itu dengan panik.
Jaehyuk memandang jeongwoo dengan jijik kemudian segera mengambil ponselnya sendiri untuk merekam junkyu yang sedang asik tertawa-tawa saat menyiksa pria yang bersamanya itu.
“Haruto pasti akan terkena serangan jantung saat melihat ini” gumam jaehyuk sambil terus merekam.
Jeongwoo yang sudah bisa membebaskan jari telunjuknya dari lubang hidungnya sendiri segera mengirim chat kepada haruto.
to: Jaruti si bodoh
'Ruto! kau pasti tidak akan pernah menyangka. Kumohon kau jangan mati setelah melihat video yang jaehyuk hyung kirim nanti. Tetaplah hidup kawanku!''
Jeongwoo memandang junkyu dengan pandangan kecewa “Kenapa ia tega melakukan itu kepada haruto!”
“Aku juga tidak menyangka. Padahal haruto sangat mencintainya” timpal jaehyuk tidak habis pikir.
“Kau sudah merekamnya belum?”
“Sudah, bahkan tadi aku merekam saat pria yang bersama junkyu itu mengelus-elus perut junkyu dengan ekspresi penuh kasih sayang. Memangnya junkyu hamil?” Tanya jaehyuk dengan raut wajah kebingungan.
Sebenarnya tadi junghwan hanya main-main, dia ber-akting seakan-akan junkyu itu istrinya yang sedang hamil. Dia mengelus perut junkyu sambil mengatakan kata-kata menggelikan seperti 'Baby mau apa?' 'Baby jangan nakal di dalam sana ya kasihan mommy' Tentu saja perbuatan junghwan itu membuat junkyu jengkel dan langsung memukul kepala junghwan dengan botol minuman ringan yang ia ambil dari dalam lemari pendingin minimarket.
“Astaga?! Junkyu benar-benar tega kepada haruto! dasar playboy!! Ayo cepat kita pergi dari sini sebelum mereka menyadari keberadaan kita”
Jeongwoo dan jaehyuk segera mengendap-endap menuju pintu keluar berusaha menghindari junkyu yang sedang berjalan menuju kasir. Mereka berdua segera pergi ke minimarket sebelum junkyu mengetahui keberadaan mereka.
Setelah membayar semua belanjaannya menggunakan kartu kredit ibunya, junkyu dan junghwan segera kembali kerumah. Tapi saat diperjalanan ia dan junghwan malah dihampiri oleh anak kecil yang menangis sambil mencari-cari ibunya. Jadi mau tidak mau mereka berdua harus mengantar anak itu ke pos satpam di depan komplek perumahan.
Haruto meraih ponselnya yang sedari tadi bergetar. Haruto membuka ponselnya dan mengernyit heran saat membaca chat aneh yang dikirimkan oleh jeongwoo, serta 1 video dari jaehyuk.
Haruto tidak membalas pesan dari jeongwoo, ia langsung memeriksa video yang dikirimkan jaehyuk.
Saat ia menonton video itu wajahnya langsung mengeras dan memerah marah, hidungnya kembang kempis dan matanya melotot tidak percaya. Ia sangat marah saat melihat dengan lancangnya laki-laki itu menyentuh asetnya seenak jidat. Tidak bisa dibiarkan!!.
Tanpa menunggu waktu lama ia segera menyambar jaketnya dan memutuskan untuk menemui junkyu-nya sekarang juga.
Sepanjang perjalanan, haruto terus memikirkan bagaimana cara yang paling sadis untuk menghancurkan tangan lancang itu. Ia tidak bisa terima jika junkyu dipegang-pegang seperti itu oleh orang lain. Ia bersumpah akan membuat laki-laki itu menyesal sampai mati.
Haruto telah sampai di depan rumah junkyu, ia langsung menekan bel dengan brutal membuat penghuni di dalamnya terlonjak kaget.
“Jihoon, buka pintunya. Lihat siapa yang datang!” Suruh rose yang sedang memotong bahan makanan bersama mashiho yang berada di sampingnya. Jihoon yang baru saja tiba bersama mashi berjalan menuju pintu, ia mengumpat pelan karna sang tamu begitu tidak sabarnya sampai menekan bel secara bringas seperti itu.
“Mana junkyu!” Jihoon terlonjak kaget saat haruto langsung berteriak tepat di depan wajahnya dengan wajah yang sangat mengerikan sesaat setelah ia membukakan pintu.
“Haruto?!”
“Siapa yang dat-” Ucapan Rose terputus saat melihat haruto berdiri di depan pintu rumahnya dengan pakaian yang aut-autan serta wajah yang memerah marah.
June yang terbangun karna tidurnya terganggu segera melangkahkan kakinya keluar kamar. Alangkah terkejutnya ia saat melihat haruto sudah berada di rumahnya “Apa yang kau lakukan disini?!” tanya june dengan nada kaget.
Haruto langsung menolehkan wajahnya ke arah june yang berdiri dengan mata melotot kaget “Ayah mertuaku! dimana junkyu?!”
June mendelik mendengar perkataan haruto “Mana ku tahu! Rose, mana junkyu” tanya june kepada istrinya.
“Satu jam yang lalu aku menyuruh anak itu belanja, tapi sampai sekarang dia belum kembali” jelas rose kepada june.
“Jelas saja dia belum kembali! dia sedang asik berselingkuh!” Sahut haruto dengan wajah marah.
“Hei, hei, sahabatku bukan playboy ya! Sembarangan saja kau!” balas jihoon tidak terima.
“Haruto tenanglah, jelaskan dengan pelan-pelan apa yang terjadi” june berusaha menenangkan haruto yang terlihat sangat murka seperti seorang suami yang memergoki istrinya bermain api di belakannya. Padahal mereka menikah saja belum.
Haruto menghembuskan nafasnya pelan, ia berusaha mengendalikan emosinya yang siap meledak kapan saja. “Junkyu berselingkuh ayah mertua!”
“Siapa yang berselingkuh?”
Semua orang langsung menengok ke arah pintu saat mendengar suara junkyu yang baru saja datang membawa banyak sekali barang belanjaan dengan junghwan yang berdiri di belakangnya, berusaha mengintip dari punggung junkyu.
“Kenapa kau ada disini?” Tanya junkyu dengan dahi berkerut heran saat melihat haruto berada dirumahnya dengan pakaian seperti itu.
“Kau!” Haruto menunjuk junkyu dengan telunjuknya sedangkan junkyu berjengit kaget karna mendengar teriakan haruto.
“Apa-apaan sih?! jangan berteriak-teriak seperti itu! ” junkyu berjalan melewati haruto yang masih menunjuknya dengan santai, ia ingin segera mendudukan pantatnya di sofa.
Haruto berjalan menghampiri junghwan yang masih berdiri di depan pintu, ia langsung mencengkram kerah pakaian junghwan dengan kuat membuat seluruh orang yang berada di rumah itu memekik kaget “Berani-beraninya kau menyentuh junkyu-ku!!” Sembur haruto marah.
Junkyu yang baru saja ingin mendaratkan pantatnya di sofa melotot kaget melihat haruto yang sudah siap menghajar junghwan “Haruto!!”
Mashiho yang sedari tadi asik menghias kue dan mengabaikan kehebohan yang terjadi pun tidak bisa tinggal diam saat melihat haruto menyentuh adik kesayangannya. Ia segera meninggalkan kue yang sedang ia hias kemudian berjalan menghampiri haruto dengan membawa mangkok plastik di tangannya. “Berani-beraninya kau menyentuh adik kesayanganku!” Mashiho memukul kepala belakang haruto dengan mangkok plastik yang ia bawa.
“Sakit sialan!” umpat haruto marah saat merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya akibat pukulan mangkok plastik dari mashiho.
Mashiho melepaskan cengkraman tangan haruto dan segera membawa junghwan untuk bersembunyi dibelakangnya.
June memijat kepalanya yang kembali berdenyut pening melihat tingkah orang-orang yang berada di hadapannya ini. Ia rasa tidak akan sanggup untuk melanjutkan hidup jika ia tetap tinggal bersama orang-orang ini. Ia berjalan lesu kembali memasuki kamarnya, berusaha mengabaikan semua kejadian yang terjadi. June butuh tidur lebih lama.
Sama halnya dengan june, rose mendengus keras lalu berbalik kembali ke dapur. Anak-anak muda ini hanya membuatnya sakit kepala dengan segala tingkah mereka.
“Apa-apaan sih kau ini?!” Junkyu menjerit marah melihat haruto yang masih melotot ke arah junghwan dan mashiho.
“Dia selingkuhanmu kan?! Kenapa kau tega berselingkuh dibelakangku?! Kau sudah tidak cinta padaku?! Lagi pula anak itu tidak ada bagus-bagusnya sama sekali! Cari selingkuhan yang benar sedikit dong!” Ucap haruto sambil menunjuk-nunjuk junghwan yang balik menatap haruto dengan ekspresi tidak terima.
“Apa kau bilang?! Kau ini bicara apa sih?! “
“Lihat aku! Katakan padaku yang sebenarnya! Apa kau hamil??!”
Jihoon tersedak ludahnya sendiri saat mendengar perkataan haruto yang terdengar sangat tidak masuk akal. Ia melirik ke arah junkyu yang sedang menatap Haruto dengan pandangan dongkol dan tidak percaya.
“Kau bicara apa sih?! Junghwan ini tetanggaku! dan aku mana mungkin hamil!” balas junkyu dengan muka memerah menahan emosi.
“Terus ini apa?!” Haruto menunjukkan video di ponselnya yang memperlihatkan junghwan sedang mengusap-usap perutnya sambil tertawa-tawa di minimarket.
“Oh itu, aku hanya ber-akting tadi, iyakan hyung?” Junkyu langsung menganggukan kepalanya.
“Aku tidak percaya! Kau bohong kan!!” ucap haruto yang masih saja kekeuh menuduh junkyu berselingkuh.
Jihoon yang sedari tadi hanya diam menyimak sudah tidak tahan lagi melihat tingkah haruto.
Ia berjalan ke arah mashiho dan merebut mangkok plastik yang mashiho bawa lalu memukulkannya dengan keras ke kepala belakang haruto “Heh! Kau ini datang-datang bertingkah seperti orang gila! Kau pikir ini rumahmu?! Sudah mengatai sahabatku itu berselingkuh segala! Pulang sana!!” Sembur jihoon emosi.
Rose menghembuskan nafas jengah mendengar segala ocehan tidak bermutu dari anak-anak itu, ia memanggil mashiho dan junghwan untuk membantunya di dapur, membiarkan junkyu, haruto dan jihoon yang sedang bertengkar “mashi, junghwan. Kemari! biarkan mereka bertiga bertengkar sampai mulutnya berbusa” ucap rose.
“Sakit brengsek!!! jangan pukul kepalaku lagi! nanti aku jadi bodoh bagaimana?!”
Jihoon mendelik ke arah haruto sambil mengangkat mangkok plastik yang ia bawa, siap untuk memukul kepala haruto lagi.
“Sayang! lindungi aku!” Haruto segera berlari kearah junkyu dan bersembunyi dibalik punggung sempitnya.
“Siapa yang baru saja kau panggil sayang huh?! Lepaskan! aku sedang tidak ingin kau pegang-pegang” junkyu mengehempaskan tangan haruto yang sudah melingkar di pinggangnya dengan kasar.
“Sayang, kau benar-benar tidak selingkuh kan?” tanya haruto yang sudah menyusul junkyu duduk di sofa.
“Menurutmu?!” balas junkyu galak.
” Sudah kyu, selingkuh saja. Tinggalkan Pria bodoh dan emosian seperti dia. Dia sama sekali tidak berguna.” ucap jihoon sarkas, sangking kesalnya.
“Diam kau!” delik haruto ke arah jihoon.
“Kalian bisa diam tidak sih?! Haruto pulang!” Junkyu menatap dua lelaki yang masih terus melemparkan delikan tajam satu sama lain dengan tatapan garang.
“Kau mengusirku?!” Seru haruto tidak percaya.
“Hahahaha mampus kau! ” kata jihoon sambil menertawai haruto dengan begitu bahagia.
“Kau juga diam! kau mau ku usir juga?!”
Jihoon seketika menghentikan tawanya dan langsung menghambur ke arah dapur.
“Kau masih disini?” ucap junkyu saat melihat haruto tak kunjung pergi dari rumahnya.
“Kau benar-benar tidak selingkuh kan sayang?”
“Aku tidak selingkuh, jadi cepat pergi dari hadapanku sebelum aku benar-benar selingkuh” geram junkyu jengkel.
“Baiklah sayang, aku percaya padamu. Aku akan kembali nanti malam, sampai jumpa sayangku”
Haruto bangkit dari duduknya, lalu mengecup pipi junkyu kilat.
“Ibu mertua!! aku pulang dulu!!” Rose mendengus mendengar teriakan haruto dari ruang tengah. Anak gila itu akan menjadi menantunya? astaga rose bisa mati muda jika begini caranya.
“Sudah sana pergi!”
“Eyyy, Jangan rindu padaku ya. Nanti malam kan kita bertemu lagi. Aku usahakan menginap”
“Tidak ada kata menginap! cepat pergi atau aku akan benar-benar berselingkuh dengan junghwan!” Acam junkyu galak.
“Iya-iya, ini juga aku mau keluar” haruto berjalan keluar dari rumah junkyu.
Haruto pulang kerumah dengan perasaan lega saat mengetahui ternyata junkyu tidak selingkuh. Ia akan menghajar jaehyuk karna membuatnya marah-marah tidak jelas kepada junkyu kesayangannya.
.
.
.
Rose menyusun makanan dengan sedemikian rupa, setelah bekerja keras dibantu dengan mashiho dan junghwan (junkyu dan jihoon sangat tidak membantu.) Ia berhasil menyelesaikan masakannya ini.
June berjalan menghampiri rose dengan mulut menganga kaget melihat begitu banyak jenis masakan yang berada di meja makan. “Ini hanya makan malam biasa rose, aku memang menyuruhmu memasak banyak, tapi tidak sebanyak ini juga.”
“Kau bilang junkyu akan dilamar?!” balas Rose sambil mendelik
“Haiss sudahlah, mana junkyu?”
“Apa Ayah?” Sahut junkyu yang tiba-tiba sudah berada di samping june, membuat june terlonjak kaget dan refleks memukul kepala anak satu-satunya itu.
“Kaget tahu!” ucap june sambil mendelik.
Rose memperhatikan anaknya itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Anaknya itu tampak begitu manis dengan balutan celana skinny jeans hitam dan sweater berwarna baby blue. Rambutnya ia tata dengan model messy hair yang menambah kesan seksi, sangat kontras dengan wajahnya yang begitu manis, menjadikan junkyu sangat memikat malam ini.
“Ibu, pakaikan aku eyeliner” junkyu dengan tiba-tiba menyodorkan eyeliner yang ia rampok dari suhyun, tetangga belakang rumahnya itu kepada Ibunya.
“Kau ingin mengenakan make-up?” Tanya june dengan alis mengkerut
“Penampilanku sudah seperti ini, sekalian saja” balas junkyu santai. Ia langsung mendudukan dirinya di sofa, diikuti rose yang akan mengenakannya eyeliner.
Rose tersenyum puas melihat hasil karyanya. Junkyu tampak begitu cantik malam ini.
“Kau memang anakku Koo Junkyu. Ibu tak menyangka jika sebenarnya kau ini cantik”
Junkyu mendengus mendengar ucapan Ibunya “Cih, tumben mengakuiku sebagai anak” sarkas Junkyu.
Rose mengabaikan perkataan anaknya itu dan mendekatkan tubuhnya kepada junkyu “Hei, bokongmu masih sakit?” bisik rose blak-blakan.
Junkyu yang kaget mendengar pertanyaan Ibunya reflek memukul paha Ibunya itu dengan kuat “Ibu bicara apa sih?!”
“Sakit!! ibu bertanya bokongmu masih sakit atau tidak?! ” rose balas berteriak kepada junkyu, hal itu sontak menarik perhatian june yang sedang sibuk menonton televisi “Kenapa bokongnya junkyu?” tanya june penasaran.
Rose dan junkyu sontak gelapan “Tidak apa-apa, anak nakal ini habis terpeleset di kamar mandi” jawab rose cepat.
Beruntung, june percaya begitu saja. Ia kembali menfokuskan perhatiannya ke televisi.
Rose dan junkyu menghembuskan nafas lega, hampir saja, “Ibu sih!” Junkyu menyalahkan Ibunya, sedangkan rose yang disalahkan oleh putranya mendelik tidak terima.
Tiba-tiba suara bel berbunyi. June yang sedang fokus menonton televisi terlonjak kaget “Mereka sudah datang! Ayo Rose, kita cepat buka pintunya”
Junkyu merasa jantungnya berdetak lebih cepat saat mengetahui haruto dengan orang tuanya sudah datang. “Jantung sialan! Tenang lah dulu” Umpat junkyu kepada jantungnya sendiri.
June dan rose membuka pintu untuk menyambut keluarga haruto.
“Hi June!” Sapa hanbin dengan senyum tampannya.
“Hi bin-”
“Paman mana junkyu?” Ucapan june yang sudah berada di ujung lidah harus kembali ia telan karna haruto memotong perkataannya se-enak jidat. Lisa langsung mencubit perut haruto dengan keras “Jangan buat malu!” Bisik lisa kepada anaknya.
“Err, Silahkan masuk dulu. Lebih enak mengobrol di dalam” ucap rose sambil tersenyum canggung.
Haruto tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat junkyu yang sedang berdiri di ruang tamu. Junkyu terlihat sangat luar biasa bersinar malam ini, bahkan lampu jalan kalah terang dengan junkyu. Dia terlihat sangat manis, haruto tidak bisa mengalihkan pandangannya dari junkyu barang sedetikpun.
“Ohh, jadi ini yang bernama junkyu? hm pantas saja anakku sampai tergila-gila denganmu” lisa menghampiri junkyu dan langsung mencubit pipi gembilnya dengan gemas. “Kau sangat manis dan menggemaskan”
Junkyu hanya tersenyum canggung menerima perlakuan dari Ibu kekasihnya itu. Sejujurnya ia masih belum terbiasa dengan pujian-pujian yang di lontarkan kepadanya akhir-akhir ini. Rasanya sangat aneh.
“Ibu! jangan main pegang-pegang asetku ya?!” protes haruto.
Junkyu memutar bola matanya malas, haruto si gila ini bahkan dengan ibunya saja cemburu. Luar biasa.
Mereka memutuskan untuk mengobrol sambil menyantap makan malam.
Mereka ber-6 duduk secara berhadap-hadapan. June menghadap hanbin, Rose menghadap lisa, dan Junkyu menghadap haruto.
“Wahh, kau membuat ini sendiri Rose?” Tanya Lisa dengan mata berbinar melihat banyaknya makanan yang berada di atas meja makan.
“Tentu saja tidak, teman-teman junkyu ikut membantuku. Yah, meskipun ada pengganggu juga” ucap Rose dengan tersenyum, ia melirik ke arah Haruto yang tersedak karna merasa tersindir.
“Jadi June langsung saja, kedatangan kami kesini sudah jelas untuk melamar anakmu”
Suasana tiba-tiba berubah menjadi serius saat Hanbin mengatakan hal itu. June menghembuskan nafas pelan, menaruh sendoknya kemudian menatap haruto dengan pandangan tajam. Haruto yang ditatap seperti itu seketika menegakkan tubuhnya.
“Maafkan aku bin, tapi aku tidak bisa menerimanya”
.
.
.
Omake~
Jaehyuk dan Jeongwoo memasuki mobil dengan nafas terengah-engah.
“Tadi nyaris saja” ucap Jeongwoo sambil menyandarkan tubuhnya di jok mobil.
“Tapi woo, aku masih tidak menyangka junkyu berselingkuh dari haruto” jaehyuk menampilkan raut kecewa saat mengatakan itu.
Jeongwoo menganggukkan kepalanya “Kau benar. Tapi, apa kau lihat? Junkyu ternyata sangat manis jika diperhatikan. Apalagi saat ia tertawa tadi.”
Jaehyuk menolehkan kepalanya ke arah jeongwoo dengan cepat, matanya melotot kaget “woo, jangan bilang... “
“Yah... aku tidak bisa mengendalikan perasaanku hyung” jeongwoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal melihat ekspresi jaehyuk yang menatapnya dengan tajam.
“Hah. Kita sama” ucap jaehyuk sambil menghela nafas berat. “Aku rasa aku juga menyukainya”
Jeongwoo membelalakan matanya tidak percaya mendengar perkataan jaehyuk barusan “Are you fucking kidding me?!”
“Nah, i'm not”
Jeongwoo menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat “Tidak boleh hyung, kita tidak boleh menjadi pelakor!”
“Siapa juga yang ingin menjadi pelakor. Aku hanya akan mendo'akan mereka berdua cepat putus” ucap jaehyuk.
“Oh begitu, baiklah aku akan ikut mendo'akannya juga”
Jaehyuk memeluk jeongwoo dengan perasaan haru. “Kau memang sahabatku big bro” ucap jaehyuk sambil menghapus air mata imajiner-nya.
Jeongwoo mengangguk-anggukan kepalanya “Ayo kita berdo'a, agar haruto dan junkyu lekas putus” ucap jeongwoo dengan nada menggebu-gebu.
“Ayo!!” balas Jaehyuk tak kalah heboh.
Sepertinya haruto harus segera mencari sahabat baru.
.
.
.
.
Tbc