Jihoon tersenyum senang melihat banyaknya orang yang datang ke acara tahunan perusahaannya. Mereka semua mengucapkan selamat kepada dirinya  atas semua keberhasilan yang ia raih selama dua tahun ini.

“Kau benar-benar sesuatu Tuan Park,  semua perusahaan yang bersaing denganmu langsung gulung tikar seketika saat kau sudah turun tangan. ” puji salah satu koleganya.

Jihoon hanya merespon dengan kibasan tangan pelan,  “Aku tidak sehebat itu,  aku masih belum bisa menandingi Ayahku. ” balas Jihoon seraya tersenyum tipis.

Kolega-kolega Jihoon hanya tertawa mendengar balasan Jihoon. Terlihat jelas jika Jihoon hanya sedang merendah semata.

Setelah seluruh rangkaian acara selesai dan para tamu telah pergi,  Jihoon memutuskan untuk kembali ke dalam ruangan kerjanya.

Setelah memasuki ruang kerjanya, Jihoon berjalan mendekati sebuah cermin besar yang tergantung di dinding. Jihoon menatap pantulan dirinya sendiri kemudian mengulas senyum congkak.

Lihatlah dirinya ini..

Pewaris tunggal dari sebuah perusahaan properti terbesar di Korea Selatan.

Mempunyai wajah tampan melebihi para aktor diluar sana,  serta ketajaman dan kecerdasan otak yang melampaui kata jenius. Tak ada yang bisa menolak pesonanya,  wanita maupun submissive. Semua tunduk padanya.

Jihoon melirik kearah arloji yang melingkar ditangannya, seharusnya pesanannya sudah datang.

Jihoon memutuskan untuk mendudukan dirinya di sofa panjanganya,  melonggarkan dasi yang mencekik kemudian memanggil sekretarisnya untuk dibawakan sebotol wine.

Tok!  Tok!

“Masuk. “

Jihoon memicingkan matanya tajam menatap dua orang yang baru saja memasuki ruangannya.

“Kau terlambat Yoonbin. ” ucap Jihoon dingin.

Yoonbin menundukkan kepalanya singkat,  “Maafkan aku tuan,  ada kendala saat membawanya. ” Yoonbin melirik sekilas ke arah lelaki manis yang datang bersamanya.

Jihoon menaikkan sebelah alisnya,  mata tajamnya menatap lelaki manis itu dengan intens, “Oh dia, bartender yang ada di bar Hyunsuk bukan?”

Yoonbin menganggukan kepalanya, “Iya tuan, seperti permintaan anda.”

“Bawa kesini. “

Mendengar perintah Jihoon,  Yoonbin segera mendorong lelaki yang dibawanya agar mendekat kearah Jihoon. Lelaki manis itu setengah mati menahan tubuhnya agar tidak bergerak,  membuat Yoonbin sedikit menggeram kesal.

Karena hal itu, Jihoon segera bangkit dari duduknya dan segera menarik tangan lelaki dengan keras kearahnya.

Karena terkejut dan tak siap dengan aksi Jihoon yang tiba-tiba,  membuat lelaki manis itu langsung jatuh ke atas pangkuan Jihoon.

“Lepaskan!” Pekik lelaki itu saat Jihoon dengan kurang ajarnya langsung melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping miliknya.

“Yoonbin,  kau keluarlah. “

Tanpa disuruh dua kali,  Yoonbin langsung meninggalkan ruangan Jihoon.

Playing hard to get huh?

Jihoon mengangkat dagu lelaki manis yang kini berada di pangkuannya agar mendongak menatapnya.

Lelaki manis itu menatap Jihoon dengan sorot kebencian yang tidak tanggung-tanggung, membuat Jihoon mengeluarkan kekehannya.

“Kau terlihat sangat tidak senang? Kenapa?  Bukannya ini pekerjaanmu?” Jihoon memamerkan senyum miring sambil mengusap pelan bibir merah merekah yang ada di hadapannya.

Lelaki itu menampik tangan Jihoon dengan kasar,  “Pekerjaanku adalah sebagai bartender,  bukan jalang! ” desis lelaki manis itu dengan penuh emosi.

Jihoon mendengus pelan kemudian dengan sekali gerakan langsung membanting tubuh lelaki manis itu ke atas sofa dengan dirinya yang mengkungkung diatasnya.

“Bagiku tidak ada bedanya. Kau akan tetap memuaskanku malam ini. ” ucap Jihoon sambil setelah memberi satu jilatan panas pada daun telinga lelaki manis itu.

Mendapat perlakuan kurang ajar secara tiba-tiba seperti itu,  membuat mata lelaki manis itu membulat lebar,  “Brengsek!  Lepaskan!”

“Siapa namamu?”

“Kau tidak perlu tah-”

Plakk!!!

“Ku tanya sekali lagi,  siapa namamu?”

Satu tamparan kuat berhasil mendarat dengan mulus di sebelah pipi lelaki manis itu, lelaki manis itu meringis merasakan perih di sudut bibirnya.

“K-kim Junkyu. “

Jihoon tersenyum senang, ”Panggil aku Jihoon.”

Jihoon mengecup kilat sudut bibir Junkyu yang sedikit terluka karena tamparannya, “Harusnya kau langsung menjawabnya,  jadi aku tidak perlu melakukan kekerasan padamu. “

Junkyu mendesis marah,  ia terus mencoba memberontak,  dengan cara memukul-mukul dada Jihoon dengan tangannya yang bebas serta menggerakkan tubuhnya.

Jihoon menggeram mencoba menahan emosinya,  lelaki manis ini memang benar-benar mencari perkara.

“Berhentilah bergerak,  atau kuhabisi lubangmu disini. ” ancam Jihoon dengan nada yang mengintimidasi.

Junkyu tampak terkejut sesaat saat mendengar ancaman Jihoon,  tapi sedetik kemudian ia kembali memberontak.

“Aku bukan jalang! Dasar sialan kau!”

Jihoon mendecakkan lidahnya keras mendengar jeritan emosi dari lelaki manis bernama Junkyu itu,  “Jalang ataupun bukan, kau akan tetap melayaniku. Kau butuh uang bukan?  Akan kuberikan kau uang yang banyak setelah ini. “

Junkyu semakin meradang. Harga dirinya benar-benar dilecehkan. Ia memang berkerja di bar itu karena membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Tapi dirinya tidak pernah mau menjual tubuhnya!

“Tidak semuanya bisa kau beli dengan uang!” Jerit Junkyu emosi.

Jihoon tertawa sinis di atasnya,  “Oh tentu saja bisa!  Bahkan tubuhmu ini bisa kubeli dengan uangku!”

“Brengsek!!” Junkyu semakin ganas memberontak,  membuat Jihoon tidak bisa lagi menahan emosinya.

Dengan kasar Jihoon langsung melucuti kemeja dan celana Junkyu, membuat Junkyu memekik marah.

“Hentikan!!”

Jihoon yang sudah berada di puncak emosinya menulikan pendengarannya. Setelah menelanjangi Junkyu, Jihoon kembali menindih lelaki manis itu dan menatapnya dengan tatapan tajam yang menusuk.

“Oh jadi kau tidak mau diam huh?!  Baik jika itu maumu,  kuhabisi lubangmu disini sekarang juga. “


Junkyu bangun dari tidurnya dan langsung meringis merasakan sakit disetiap sendi-sendi tubuhnya. Ia menggeram tertahan karena bagian bawahnya luar biasa terasa ngilu.

“Akh!”

Kemudian seperti tersadar dari mimpi buruk matanya langsung melebar dan dalam satu gerakan cepat ia mendudukan tubuhnya yang menghasilkan ringisan lain.

Dengan pandangan was-was,  Junkyu mengedarkan pandangannya kesepenjuru ruangan. Tunggu ini bukan ruangan yang ia ingat,  ini sebuah kamar!  Kenapa dirinya bisa berada disini?!

“Sial!” Junkyu mengumpat dengan keras saat menyadari jika tubuhnya tidak berbapakaian. Ia telanjang!

Dengan hati-hati ia turun dari ranjang,  jalannya tertatih-tatih karena merasa perih pada analnya. Ia yakin jika lelaki jahat itu sudah memperkosanya semalam.

Junkyu menolehkan kepalanya kesamping,  manik coklatnya menangkap sepasang pakaian yang terlipat rapi diatas meja serta sebuah nampan yang berisi dua potong sandwich dan segelas susu.

Junkyu mendecih kasar,  dengan langkah tertatih ia berjalan menuju sebuah cermin besar.

Junkyu meringis merasa prihatin melihat tampilan tubuhnya sendiri. beberapa luka cakar yang menyamar, memar yang membiru, kissmark dan bitemark yang memenuhi dada,  pundak dan lehernya.

Tanpa sadar setetes air mata berhasil lolos dari manik cantiknya.

“Hiks..”

“Tidak mau memakai pakaianmu?  Mau menggodaku lagi?”

Junkyu tersentak kaget saat mendengar suara Jihoon yang ternyata sudah bersandar di depan pintu sambil memperhatikannya dengan sebelah alis terangkat.

Lelaki itu sudah berpakaian rapi,  Junkyu yakin jika dia akan pergi keluar.

“Siapa yang mau menggodamu huh?!” Seru Junkyu marah sambil berusaha menutupi tubuh telanjangnya dengan kedua tangannya,  dan tentu saja hal itu sia-sia,  karena Jihoon masih bisa melihat dengan jelas tubuh indah yang kini telah dipenuhi oleh karyanya.

Jihoon menghendikkan bahunya singkat kemudian berjalan mendekati Junkyu.

Melihat Jihoon yang datang kearahnya,  Junkyu langsung memundurkan tubuhnya. Tapi sayang,  Jihoon lebih dulu menahan pinggangnya sehingga tubuh polosnya kini menempel sempurna dengan tubuh Jihoon.

“Yak lepaskan!” Pekik Junkyu murka.

Jihoon tidak peduli,  ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh polos Junkyu. Bahkan sebelah tangannya sudah menggerayangi bongkahan sintal miliknya.

“Aku sudah tahu semua hal tentang dirimu sekarang. ” ucap Jihoon tiba-tiba.

Junkyu mengernyit heran,  “Apa maksudmu?!”

Tanpa menjawab pertanyaan Junkyu,  Jihoon melanjutkan kata-katanya.

“Oleh karena itu,  aku mengubah keputusanku. “

Junkyu semakin dibuat tidak mengerti,  apa yang lelaki kejam ini ingin katakan sebenarnya.

“Mulai detik ini,  kau adalah milikku Kim Junkyu.”