Jihoon bangun dari tidurnya dan langsung mengerutkan dahinya saat merasa kosong dan dingin pada ranjangnya. Ia mendudukan dirinya kemudian menatap sepenjuru kamarnya, “Kemana dia?” gumam Jihoon.
Jihoon turun dari ranjangnya dan mengambil celananya yang tergeletak mengenaskan di atas lantai kemudian memakainya.
Ia berjalan menuju meja nakas berniat memeriksa ponselnya, tapi matanya menangkap selembar kertas yang terletak di samping ponselnya.
Jihoon mengambil kertas itu dan membaca tulisan di atasnya.
'Aku pergi. Maaf aku meminjam ponselmu untuk menghubungi Jeno. -kjk'
“Dia pergi begitu saja?” ujar Jihoon tidak percaya. Lelaki berambut coklat muda itu menghela nafas pelan, dirinya tidak menyangka jika Junkyu pergi diam-diam tanpa mengatakan apapun padanya setelah malam panas yang mereka lewatkan.
Jihoon memutuskan untuk kembali membaringkan tubuhnya diranjang. Ia memilih untuk membolos hari ini, lagipula ia yakin jika Junkyu juga tidak akan pergi kesekolah.
Jihoon menyentuh sendiri dadanya yang tiba-tiba saja terasa berdegub kencang hanya dengan mengingat bagaimana Junkyu mendensah di bawahnya.
“Astaga, apa-apaan ini? Aku sudah merasa rindu dengannya.” gumam Jihoon sambil menatap langit-langit kamarnya kemudian ia memejamkan matanya mencoba kembali ke alam mimpi.
“Ada apa denganmu huh?! Jadi selama dua hari ini kau ada dirumah Jihoon?!”
Junkyu membanting pintu mobil Jeno lalu langsung berjalan lurus menuju apartemen mereka tanpa menjawab pertanyaan Jeno.
“Yak! KIM JUNKYU!” Jeno memekik geram kemudian segera menyusul Junkyu.
“Argh!! Bodoh!!” Junkyu langsung membanting tubuhnya diatas sofa saat ia telah berada di dalam apartemen. “Fuckfuckfuck!” umpat Junkyu keras.
Jeno menghela nafas pelan kemudian mendudukan dirinya di hadapan sang sahabat, “Hey, apa yang terjadi? Ceritakan padaku. “
Junkyu mengusap wajahnya kasar, ia tidak tahu harus memulai dari mana menceritakan semua kejadian yang ia alami kepada Jeno dua hari ini.
“Kyu.. ” panggil Jeno pelan.
“Hyunjin.. Lelaki itu kembali mengangguku. “
“Apa?!” seru Jeno kaget, “Lalu apa yang terjadi?! Dia menyakitimu?”
Junkyu menggeleng pelan, “Tidak. Jihoon... Dia menolongku dua kali. “
Jeno mengerutkan keningnya, “Kenapa kau tak menelponku?!”
“Ponselku hilang saat aku lari dari anak buah Hyunjin!” balas Junkyu dengan nada sebal.
Jeno menganggukan kepalanya mengerti, pantas saja bocah itu menghubunginya dengan nomer asing. Ia tebak pasti itu nomer ponsel Jihoon.
“Lalu bagaimana?” tanya Jeno tidak jelas.
“Bagaimana apanya?!” balas Junkyu kesal.
Jeno mendengus pelan, “Kau sudah menyatakan perasaanmu pada Jihoon belum?” ucap Jeno dengan senyuman jahil.
Blush!
Pipi Junkyu seketika langsung merona mendengar pertanyaan Jeno.
“Tentu saja tidak sialan!”
Tentu saja tidak. Ya Tuhan, dirinya tidak bodoh dan masih tahu malu. Tidak mungkin bukan, jika tiba-tiba dirinya mengatakan kepada Jihoon, 'Hai, sebenarnya aku juga gay. Dan aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu.' . Mau di taruh dimana wajahnya nanti??
“Benar juga, jika kau mengatakannya Jihoon pasti langsung mengumpatimu dengan keras lalu mengusirmu keluar dari apartemennya. ” gumam Jeno.
Junkyu tersenyum masam. Jeno tidak tahu saja jika dirinya dan Jihoon telah melakukan seks semalaman. Dan sepertinya Junkyu juga tidak akan mau mengatakannya pada Jeno.
“Oh iya Kyu.. ” tiba-tiba saja Jeno menatap Junkyu dengan pandangan tajam,
“K-kenapa?” balas Junkyu terbata.
“Kenapa kau memakai baju hangat seperti itu? Ini musim panas. Pasti baju Jihoon ya?”
Mendengar pertanyaan Jeno, Junkyu seketika memegangi lehernya yang tertutup oleh baju turtleneck yang ia kenakan, berterimakasihlah kepada lemari Jihoon.
Melihat raut wajah Junkyu yang kelabakan membuat Jeno langsung memicingkan matanya tajam menatap kearah Junkyu yang berada dihadapannya.
“Kenapa kau melihatku begitu?!” sentak Junkyu galak.
Jeno semakin memasang ekspresi curiga melihat Junkyu yang tiba-tiba menjadi gelisah. Jeno bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Junkyu yang duduk di depannya.
Junkyu melebarkan matanya saat melihat Jeno sudah mendekat, “J-jen.. Kau mau ap-”
Srekkk
“Astaga Kim Junkyu!!! Apa ini?!” Jeno membekap mulutnya sendiri saking terkejutnya. Matanya melotot tidak percaya melihat leher Junkyu yang sudah dipenuhi oleh bercak merah keunguan yang terlihat sangat memilukan di mata Jeno.
“Explain! “
Junkyu menengguk ludahnya kasar, entah kenapa dirinya merasa ngeri melihat wajah Jeno yang tampak marah.
“I-ini.. “
“Apa Hyunjin yang melakukannya?” tanya Jeno sambil menatap Junkyu tajam.
Junkyu menggeleng, “Bukan..”
“Jihoon?”
Junkyu menggigit pipi dalamnya dengan keras, “I-iya. “
“What?!” Jeno kembali memekik dengan keras, membuat Junkyu sontak memejamkan matanya erat.
“Astaga Kim Junkyu!” Jeno menggoyang-goyangkan pundak Junkyu dengan kencang. “Apa sih yang ada dipikiranmu?!”
“Aku tidak tahu.. ” cicit Junkyu pelan.
Jeno menghela nafas kasar, ia langsung merengkuh sahabatnya itu ke dalam pelukannya lalu mendekapnya dengan erat.
“Maafkan aku.. Aku tidak bisa menjagamu.. ” lirih Jeno.
Junkyu tersentak kaget, ia menggerakkan tangannya untuk membalas pelukan Jeno.
“Aku sudah berjanji untuk menjagamu pada paman dan bibi.. Tapi aku gagal.. Maafkan aku..”
Junkyu menggelengkan kepalanya pelan di dalam dekapan Jeno, “Bukan salahmu.. Ini salahku.. ” balas Junkyu mulai terisak.
Jeno melepaskan pelukannya kemudian meraih kedua sisi wajah Junkyu. “Apa dia memperkosamu? Dia menyakitimu?” tanya Jeno seraya mengusap air mata Junkyu.
Jeno sangat mengenal sahabatnya ini. Junkyu adalah sosok yang terlihat galak, arogan, bermulut pedas dan sangat tidak berperasaan dimata orang-orang. Tapi sesungguhnya dia adalah orang yang sangat rapuh, lembut, dan berperasaan yang pernah Jeno kenal.
Junkyu hanya mencoba melarikan diri. Membuatnya tampak tegar agar tidak ada orang lain yang mengasihani ataupun memandangnya remeh.
Kehilangan kedua orang tua, dan dibuang oleh keluarga besarnya sendiri. Junkyu sudah khatam.
Gay..
Itu bukanlah kemauan Junkyu. Jika dia bisa, dia juga ingin mencintai perempuan seperti lelaki kebanyakan. Tapi dia tidak bisa, sebesar apapun dia berusaha. Dan Jeno tahu semuanya, ia adalah saksi dari segala penderitaan seorang Kim Junkyu.
Karena Kim Junkyu adalah orang yang berharga bagi Jeno.
“Tidak, dia tidak memperkosaku.. Aku juga terbawa suasana. ” balas Junkyu sambil menundukkan kepalanya. “Maafkan aku. ” lirihnya pelan.
“Sshh.. Tidak apa-apa.. ” Jeno kembali merengkuh tubuh sahabatnya itu.
“Jeno, terimkasih.”
“Apapun untukmu.”
Keesokan harinya, Jihoon datang kesekolah dengan tampilan yang berbeda.
Kacamata tebal yang senantiasa membingkai kedua matanya telah lenyap digantikan oleh softlens transparant. Serta rambut coklat muda yang selalu ia tata rapih sudah berganti warna menjadi cokelat tua dan ditata asal-asalan.
Jihoon berubah.. Dia menjadi super tampan.
Bisik-bisik para siswa dan siswi menggema dimanapun Jihoon berada. Di gerbang, lorong, aula, dimanapun.
Jihoon sedikit risih sebenarnya, tapi ini semua ia lakukan untuk memikat hati Junkyu, sesuai dengan saran dari Renjun.
Setelah menceritakan semuanya serta apa yang ia rasakan pada Renjun, lelaki mungil itu langsung memekik semangat dan mulai menyuruh Jihoon segera menaklukan Junkyu. Karena menurut Renjun, Junkyu itu suka padanya,
Oh ayolah.. Dirinya tidak ingin berharap, tapi saat Renjun mengatakan alasan dia yakin jika Junkyu itu sebenarnya menyukai dirinya membuat Jihoon senang.
Renjun mengatakan dia sangat yakin jika Junkyu menyukainya karena selama ini dia selalu mencari perhatiannya dengan cara selalu membulli dan mengganggunya.
Tapi, jika ia pikirkan baik-baik sebenarnya apa yang dikatakan Renjun ada benarnya. Bukankah aneh jika seseorang terus menganggumu padahal kau tak melakukan apapun yang salah padanya? Ditambah Junkyu juga tidak menolak saat mereka melakukan itu kemarin malam.
Senyum Jihoon mengembang, hanya dengan memikirkan Junkyu yang sebenarnya juga menyukainya saja membuat dirinya begitu bahagia.
Persetan dengan ucapan Junkyu yang selalu mengatakan jika dia bukan gay.
Jihoon melangkahkan kakinya ke dalam kelas, ia menggaruk canggung tengkuknya saat merasa teman-teman sekelasnya seketika menghentikan kegiatan mereka dan memandangnya saat ia tiba.
“Woah.. Park Jihoon!!” terlihat Jaemin, kekasih Renjun bertepuk tangan heboh melihat dirinya.
Semua orang dikelas itu tampak terpesona dengan penampilan Jihoon yang sekarang. Benar-benar tampan.
Jihoon mendudukan dirinya disamping Jaemin yang senantiasa memasang raut jahil sambil menatapnya.
“Hentikan itu. ” tegur Jihoon sambil menutup wajahnya yang ia yakin sudah sangat memerah.
“Renjun benar, kau memang sangat tampan! Untung dia sudah mencintaiku lebih dulu. ” balas Jaemin sambil terkekeh.
Brak!
Jihoon dan Jaemin yang sedang tertawa kecil bersama sedikit terlonjak kaget saat mendengar suara pintu kelas yang dibuka dengan kasar oleh seseorang.
Dan saat Junkyu melihat siapa orang itu, ia langsung melebarkan senyumannya.
Ya, orang itu adalah Junkyu. Dengan Jeno yang mengekori dibelakangnya.
Sedetik kemudian mata Junkyu menangkap sosok Jihoon yang sudah duduk di bangkunya sambil menatap kearahnya.
Deg!
Apa-apaan itu?!
Junkyu melebarkan matanya terkejut saat melihat penampilan Jihoon yang berubah. Penampilan sialan yang sialnya malah mengingatkannya dengan sosok Jihoon yang menggeram karena merasa kenikmatan di atasnya.
Blush!
Pipi Junkyu langsung merona. Dengan terburu-buru ia langsung berjalan menuju bangkunya yang berada di pojok paling belakang.
Senyum Jihoon seketika lenyap begitu saja saat melihat sikap Junkyu yang acuh seperti tidak terjadi apapun diantara mereka. Bahkan Junkyu hanya menatapnya tak lebih dari dua detik.
Jeno yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya bisa menahan tawanya, ia tahu sahabatnya itu sedang terkena gay panic karna melihat penampilan Jihoon yang ia akui terlihat sangat tampan.
Jaemin menatap Jihoon yang langsung lesu dengan pandangan prihatin. “Tidak apa-apa, kau pasti bisa. ” hibur Jaemin.
Jihoon hanya merespon dengan helaan nafas, sia-sia sekali rasanya ia merubah tampilannya seperti ini.
“Astaga! Jeno! Bagaimana ini?!” Junkyu berbisik tertahan kepada Jeno. Wajahnya sangatlah merah jika dilihat dari dekat.
“Bagaimana apanya?” balas Jeno sambil sedikit terkekeh geli.
“Park sialan Jihoon!!! Kenapa dia berubah menjadi tampan dan menggairahkan seperti itu!”
Jeno melotot kaget mendengar perkataan Junkyu, “Menggairahkan apanya?! Astaga dasar kau ini. “
Junkyu mendengus, ia mengipasi wajahnya sendiri yang entah kenapa terasa panas dengan tangannya. Dasar Jihoon sialan, bisa-bisanya dia merubah tampilannya menjadi begitu tampan dengan mendadak, apa dia sengaja ingin membuat dirinya terkena serangan jantung mendadak. Astaga.. Dirinya benci sekali.
“Selamat pagi anak-anak!”
Seluruh penghuni kelas seketika diam dan menatap kearah depan saat guru mereka telah memasuki kelas.
“Hari ini... Kalian akan mendapat teman baru. Sebelumnya dia adalah murid home schooling. Dan kali ini dia memutuskan untuk bersekolah di sekolah formal. ” ucap sang guru dengan senyum lebar.
Para penghuni kelas mulai berbisik-bisik mendengar penuturan guru mereka.
“Orang gila mana yang memutuskan masuk ke sekolah baru diakhir semester seperti ini. ” gumam Junkyu sambil mendecih pelan.
“Silahkan masuk. ” sang guru memanggil siswa baru itu untuk masuk ke dalam kelas.
Dan saat siswa itu sudah masuk kedalam, seluruh penghuni kelas langsung menahan nafasnya melihat begitu tampannya siswa baru itu.
Tapi berbeda dengan Junkyu, Jaemin, Jeno dan Jihoon. Ke-empat orang itu melebarkan matanya terkejut bukan main. Terutama Junkyu.
“Silahkan perkenalkan dirimu. “
Siswa baru itu melempar senyum dan menundukkan kepalanya sopan kepada sang guru sebelum menatap ke arah seluruh penghuni kelas.
“Selamat pagi semuanya.. ” sapa siswa baru itu riang, yang langsung disapa dengan begitu semangatnya oleh penghuni kelas yang lain.
Grep!
Junkyu mencengkram lengan Jeno yang duduk disampingnya dengan keras, tubuhnya gemetar tanpa sebab.
Jihoon yang menolehkan kepalanya kearah Junkyu bisa melihat bagaimana tubuh lelaki manis itu bergetar dengan wajah memucat. Membuat Jihoon merasa marah seketika.
“Perkenalkan.. Nama saya Hwang Hyunjin. Saya mohon bantuannya.”