“Jadilah kekasihku. “

“Uhukk!!” Junkyu yang sedang memakan makan siangnya disebuah cafe pinggir jalan seketika terbatuk saat secara tiba-tiba seorang lelaki muda yang ia yakini adalah seorang bocah SMA berdiri di hadapannya sembari menyodorkan sebuket besar bunga mawar.

Junkyu menatap lelaki muda itu dengan mata melotot tidak percaya dan mulut menganga. Dengan segera, ia meraih segelas air yang berada di hadapannya lalu segera menenggaknya dengan terburu-buru.

Dirinya memang sedang single dan sedang berusaha mencari gadis manis untuk ia dekati. Dirinya yang masih berumur 20 tahun ini tidak memerlukan belas kasihan untuk dipacari oleh seorang lelaki muda yang bahkan belum lulus sekolah.

“Siapa kau?” tanya Junkyu setelah selesai meminum airnya, sebelah alisnya terangkat bingung.

Lelaki itu balik menatap Junkyu dengan pandangan datar, wajahnya tidak berekpresi sama sekali. Membuat Junkyu kian memicingkan matanya karena curiga.

“Watanabe Haruto. “

Hah? Apa-apaan ini?! Junkyu kembali dibuat terkejut saat lelaki di hadapannya itu membuka suara. Suaranya sangat berat dan begitu mendominasi.

“Begini ya Haruto, ” Junkyu meletakkan sendok yang ada di tangannya, “Aku ini tidak mengenalmu, dan lagipula tidakkah kau lihat? Aku ini laki-laki!”

Lelaki bernama Haruto itu tetap memasang raut wajah datar, tak ada ekpresi yang berarti setelah mendengar perkataan Junkyu yang secara tidak langsung baru saja menyatakan penolakan padanya.

“Kita sudah bertemu tiga kali. Sekarang ke-empat kalinya. “

Junkyu mengerutkan keningnya tidak mengerti. Sudah bertemu? Empat kali? Apa-apaan?!

“Hahaha mungkin kau salah orang. Maaf sepertinya aku harus pergi. ” Junkyu tertawa sumbang kemudian bangkit dari tempat duduknya. Persetan dengan perutnya yang masih kelaparan karena dirinya baru memakan beberapa sendok saja.

“Kau bisa terima ini? Didalamanya ada beberapa lembar cek dan uang tunai. “

Gerakan Junkyu seketika terhenti, “A-apa maksudmu? “

Sungguh, Junkyu tidak berniat penasaran seperti itu. Tapi mendengar kata uang dan cek membuat jiwa miskinnya berteriak.

“Kau sedang kekurangan uang bukan? Aku bisa membantumu. ” Haruto menyodorkan buket bunga mawar yang ada di tangannya kepada Junkyu.

“Asalkan... ” Haruto menampilkan senyuman untuk pertama kalinya di wajahnya, tunggu bukan sebuah senyuman, lebih terlihat seperti sebuah seringaian, “-Kau mau menjadi kekasihku.”

.

.

.

Tbc