“Haruuu, aku menginap di kamarmu ya malam ini.. “
Mata Haruto semakin melotot kaget saat mendengar suara manja yang di lontarkan oleh hyung sekaligus sahabatnya itu.
Apa ini? Apa yang terjadi sebenarnya?! Kenapa Junkyu bersikap manja seperti ini kepadanya?! Apa mungkin ramuan cinta tadi berkerja? Tapi bagaimana bisa seperti itu?!
“Uhmm Hyung, a-apa yang terjadi padamu?” Haruto sebisa mungkin mengontrol perkataannya agar tidak terbata. Ia benar-benar merasa jantungnya akan meledak saat digelayuti seperti itu oleh Junkyu.
“Apa maksudmu? Tentu saja aku rindu padamu.. Kau tidak rindu padaku??” Junkyu semakin mengeratkan pelukannya, membuat Haruto langsung menahan nafasnya.
“K-kau.. Ini karena efek ramuan cinta hyung....” Haruto melepaskan paksa pelukan membuat Junkyu langsung terdorong kebelakang.
“Haru, apa yang kau bicarakan? Ramuan cinta apa?”
Haruto memijit pelan pelipisnya, “Lihat, kau bahkan lupa tentang ramuan cinta itu, padahal belum genap 24 jam. “
Haruto menghembuskan nafas berat kemudian mendorong tubuh Junkyu agar keluar dari kamarnya, “Pulanglah, kau akan menyesal saat sudah kembali normal seperti semula. “
“K-kau mengataiku tidak normal?”
Haruto seketika panik saat mendengar ucapan Junkyu yang sarat akan kekecewaan.
“Bukan! Maksudku bukan seperti itu!” elak Haruto cepat.
“Lalu apa? Aku hanya ingin menginap dikamarmu! Tidur bersama orang yang aku sukai!”
Haruto membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Tidak, ini tidak benar. Junkyu sedang berada dibawah pengaruh ramuan cinta. Haruto tidak boleh terbawa perasaan.
“Pulanglah hyung.. Aku tidak mau kau malu sendiri, kemudian hubungan persahabatan kita renggang saat kau sadar nanti. “
Junkyu melengkungkan bibirnya kebawah, dengan mata bulatnya yang sudah berkaca-kaca, ia memandang Haruto.
“Baiklah. Aku tahu kau tidak menyukaiku. Aku hanya bertepuk sebelah tangan. Maafkan aku sudah mengganggumu. ” setelah mengatakan itu, Junkyu berbalik lalu berlari pulang kembali kerumahnya.
“Astaga.. ” Haruto menarik rambutnya sendiri frustasi, seketika dirinya merasa bersalah saat melihat Junkyu yang terlihat sangat sedih saat ia tolak.
Haruto membuang nafas kasar kemudian berjalan menuju ranjangnya. Ia membanting tubuhnya di atas ranjang kemudian menatap kosong ke arah langit-langit kamarnya. “Semua ini membuatku gila. “
.
.
.
Malamnya, Jihoon dan Yoshi berkumpul di rumah Haruto. Mereka bertiga berencana untuk bermain game malam ini.
“Hyung.. “
Jihoon dan Yoshi yang sedang sibuk berdebat memilih game yang akan mereka mainkan pun langsung menghentikan kegiatannya dan menatap Haruto dengan pandangan bertanya-tanya.
“Kenapa?” tanya Yoshi dengan sebelah alis terangkat.
“Ramuan cinta itu bekerja pada Junkyu.. “
“Apa?!”
Yoshi dan Jihoon tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mendengar perkataan Haruto.
“Benarkah?! Bagaimana bisa?!” seru Jihoon tidak percaya.
Haruto menarik nafas berat kemudian memandang kedua sahabatnya dengan raut wajah serius, “Tadi, setelah kita kembali dari rumah Junkyu, orang itu kemari. ” jelas Haruto.
“Lalu?”
“Dia memelukku dengan erat, lalu bilang jika dia ingin menginap dikamarku. Dia juga bilang kalau dia menyukaiku.. “
Jihoon membuka mulutnya tidak percaya mendengar perkataan Haruto.
“Astaga Ruto! Bukankah itu bagus?! Itu kan keinginanmu sedari dulu!” seru Jihoon tiba-tiba.
Yoshi mengerutkan dahinya keheranan, “Bagus? Keinginan Haruto sedari dulu? Apa maksudnya?”
Haruto seketika panik dan langsung membekap mulut Jihoon dengan tangannya.
“Tidak apa-apa hyung, jangan dengarkan anak gila ini. ” balas Haruto sambil meringis.
Yoshi semakin memicingkan matanya curiga melihat tingkah Haruto. “Benarkah?”
Jihoon melepaskan tangan Haruto yang membekap mulutnya dengan kasar, “Haruto itu menyukai Junkyu sejak kecil Yos!”
Haruto mendelik kesal ke arah Jihoon yang baru saja membuka rahasia terbesarnya kepada Yoshi.
“Ah... Kukira kenapa. ” balas Yoshi seadanya sambil memutar bola matanya malas.
“Eh?”
Jihoon dan Haruto sontak bertukar pandang dan menatap Yoshi dengan raut kebingungan.
“Apa-apaan responmu itu?” tanya Jihoon.
“Kau tidak terkejut?” timpal Haruto.
“Tidak. Orang yang mempunyai otak pasti tahu jika kau itu menyukai Junkyu. Tingkahmu itu sungguh kentara Haruto. ” balas Yoshi.
Haruto dan Jihoon menganga mendengar penuturan Yoshi barusan.
“Apakah terlihat sangat jelas?!” tanya Haruto panik.
Yoshi terkekeh pelan melihat reaksi berlebihan yang ditunjukkan oleh Haruto.
“Tentu saja bodoh. ” Yoshi meninju lengan Haruto pelan.
“Astaga, bagaimana ini?! ” pekik Haruto panik.
“Bagaimana apanya?” Tanya Yoshi.
“Jika kau saja tahu, itu berarti Jaehyuk hyung, Junghwan, Jeongwoo dan Junkyu hyung tahu juga?!”
Yoshi menghendikkan bahunya singkat, “Bisa jadi. “
Mendengar itu, pundak Haruto merosot seketika.
Jihoon memandang Haruto prihatin kemudian merangkul pundak Haruto memberi semangat, “Tidak apa-apa Ruto, lagipula kau bisa memamfaatkan hal ini bukan?”
Yoshi menjentikan jarinya setuju, “Benar, kapan lagi Junkyu bersikap seperti itu.”
“Tapi dia dibawah pengaruh ramuan cinta. Dia tidak benar-benar mencintaiku. ” gumam Haruto pelan.
“Peduli setan!” Sahut Jihoon cepat, ”Setidaknya kau bisa merasakan perasaan dicintai oleh Junkyu, lagipula Junghwan mnegatakan padaku bahwa efek ramuan cinta itu jika berhasil hanya bertahan selama beberapa hari.”
Haruto membulatkan matanya, “Beberapa hari?? Cepat sekali!”
“Memang” balas Jihoon acuh.
“Makannya kau harus memamfaatkan kesempatan.” Timpal Yoshi.
Haruto terdiam sesaat, apa yang Jihoon dan Yoshi katakan ada benarnya. Selama ini ia hanya mencintai Junkyu diam-diam, bahkan ia tidak pernah dan tidak akan pernah berani untuk mengatakan bagaimana perasaannya yang sebenarnya kepada Junkyu. Ia tidak mempertaruhkan hubungan persahabatannya dengan Junkyu.
“Jadi, aku harus memamfaatkan kesempatan ini?”
Yoshi dan Jihoon menganggukan kepalanya bersamaan.
“Baiklah, setidaknya walaupun hanya beberap hari.” Ucap Haruto seraya tersenyum pahit.
Jihoon meringis sambil menatap Haruto dengan iba, “Fakta bahwa ini hanya berlangsung selama beberapa hari membuatku merasa kasihan kepadamu.”
“Sialan kau hyung!” Singut Haruto kesal.
Yoshi tertawa kecil kemudian menepuk pundak Haruto pelan, “Semangat! Ku do'akan semoga Junkyu benar-benar mencintaimu suatu saat nanti.”
Haruto hanya bisa tersenyum sambil meng-amini dalam hati.
Untuk saat ini, ia sudah memutuskan untuk memamfaatkan situasi ini. Semoga saja Junkyu bisa benar-benar mencintainya tanpa pengaruh ramuan cinta suatu saat nanti.
.
.
.
Junkyu memakan sarapannya dengan tidak semangat. Penolakan yang Haruto berikan padanya kemarin masih saja berputar di kepalanya, membuatnya merasa kesal sekaligus sedih. Ia jadi tidak yakin untuk menampakkan wajahnya di depan Haruto nanti.
Jungwoo yang sedari tadi melihat sang adik memakan makanannya dengan tidak selerapun memasang raut wajah kebingungan. “Kau kenapa? Apa makanannya tidak enak?”
Junkyu sedikit tersentak saat mendengar pertanyaan dari kakaknya.
“Tidak! Ini enak kok!” Balas Junkyu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras.
Mata Jungwoo memicing curiga, hmm... dia merasa ada yang tidak beres dengan adiknya ini.
“Kau kenapa sih?”
“Aku tidak kenapa-kenapa hyung!”
“Tap-”
Tingtong!
Jungwoo menelan kembali perkataannya saat mendengar suara bell rumahnya.
“Siapa yang datang pagi-pagi sekali?”
Jungwoo hendak bangkit dari tempat duduknya untuk membukakan pintu, tapi Junkyu menahannya.
“Biar aku saja hyung. “
Jungwoo menganggukan kepalanya lalu kembali duduk dengan tenang di kursinya, membiarkan sang adik yang pergi untuk membukakan pintu.
Junkyu yang awalnya memasang ekpresi lesu dan tidak bersemangat, seketika berubah menjadi ekspresi terkejut dan tidak percaya setelah ia melihat siapa orang yang berada di balik pintu rumahnya.
“Ha-haruto.. “
Haruto tersenyum canggung kemudian melambaikan tangannya kaku, “Pagi hyung.”
“Mau apa kau kesini?”
Haruto menengguk ludahnya kasar saat mendengar nada suara Junkyu yang berubah.
“A-aku.. Uhmm a-aku... “
“Apa?!” Potong Junkyu tidak sabar.
Haruto mengernyit heran melihat sikap Junkyu yang tiba-tiba saja menjadi judes seperti itu, “Kau marah padaku?”
Pertanyaan bagus Haruto, sekarang lihatlah wajah Junkyu yang berusaha mati-matian menahan dongkol.
“Tidak, buat apa aku marah padamu. ” balas Junkyu dengan nada kesal.
“Kau marah padaku, buktinya kau tidak menyuruhku masuk ke dalam rumahmu. “
Junkyu menggeram kesal, apa-apaan sih orang ini?!
“Bukannya kau tidak suka padaku? Kau sudah menolakku bukan? Lalu kenapa kau kemari? Ingin membuatku susah untuk move on? Begitu?!”
Haruto mengerjabkan matanya beberapa kali, “Aku tidak pernah bilang jika aku tidak suka padamu kok. ” balas Haruto dengan nada polos.
“A-apa maksudmu?” Junkyu merasa perasaannya menjadi aneh, ada sesuatu hal yang menggelitik di dalam dadanya saat mendengar perkataan Haruto.
Haruto meraih kedua tangan Junkyu dan menggenggamnya dengan erat.
“Persetan dengan ramuan cinta itu.” Haruto menatap Junkyu lurus, “Kim Junkyu, aku juga menyukaimu. “
Junkyu menganga tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, apa Haruto baru saja mengatakan pengakuan cinta padanya?!
“Haru.. “
“Aku tidak peduli jika kau hanya berada dibawah ramuan cinta dan akan kembali menjadi Junkyu hyung yang acuh dan suka marah-marah kepadaku. Aku tidak perduli, aku menyukaimu Kim Junkyu. “
Haruto melepaskan genggaman tangannya kemudian menarik pinggang Junkyu agar lebih mendekat dengan tubuhnya.
“Jadi kekasihku ya?”
Junkyu tertawa kecil kemudian melingkarkan tangannya di leher yang lebih muda.
“Haruskah kubilang iya? Atau tidak?” Balas Junkyu main-main.
Haruto ikut tertawa kemudian mengeratkan pelukannya pada pinggang Junkyu.
“Tentu saja kau harus bilang iya, tidak kah kau dengar suara jantungku yang berdetak kencang hanya karena memelukmu seperti ini?”
Junkyu terkekeh kemudian mendekatkan bibirnya di telinga Haruto.
“Aku bisa membuat jantungmu berbunyi lebih ribut lagi. “
Tubuh Haruto seketika menegang mendengar bisikan Junkyu.
Melihat respon yang diberikan Haruto membuat Junkyu tersenyum puas.
Junkyu menatap mata Haruto dalam kemudian secara perlahan memajukan wajahnya.
Haruto sontak memejamkan matanya dengan erat kemudian semakin mencengkram pinggang Junkyu.
“Dasar remaja tidak bermoral!”
Haruto dan Junkyu terlonjak kaget dan reflek menjauhkan diri masing-masing.
“Kenapa berbuat mesum di depan pintu huh?! Tidak malu apa jika dilihat orang nanti?!” Sembur Jungwoo kesal.
Junkyu mendengus jengkel karena hyung-nya ini datang merusak moment indahnya bersama Haruto. Sedangkan Haruto yang berdiri di sebelahnya hanya bisa menggaruk tengkuknya canggung.
“Astaga Jungwoo!! Kau merusak moment romantis!!!”
Jungwoo, Haruto dan Junkyu sontak langsung menolehkan kepala mereka ke sumber suara yang berasal dari rumah yang berada di sebrang rumah Junkyu, yang bukan lain adalah rumah Haruto.
“Ayah.. Ibu... ” Rahang Haruto seketika jatuh kebawah saat melihat kepala orang tuanya menyembul dari balik pintu seperti orang yang tengah mengintip.
“Padahal tadi sedikit lagi!!” Hanbin memekik kesal kemudian menatap Jungwoo dengan pandangan tajam.
“Dasar jomblo! Cari pasangan sana!”
Jungwoo memasang raut tidak terima mendengar perkataan ayah Haruto.
“Paman jangan begitu dong! Aku juga punya pacar tahu!”
Hanbin tertawa sinis kemudian mengibaskan tangannya pelan, “Jangan membual, buktinya aku tidak pernah melihat pacarmu.”
“Memangnya aku harus menunjukan pacarku kepada paman?!” Singut Jungwoo kesal.
Lisa hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat interaksi suami dan anak tetangganya itu, kemudian ia melirik pada jam yang melingkar ditangannya, “Haruto! Junkyu! Berangkatlah kesekolah! Kalian bisa kesiangan!”
Junkyu menepuk keningnya pelan kemudian dengan secepat kilat ia berlari masuk kedalam rumahnya untuk mengambil tas.
Setelah Junkyu sudah mengambil tasnya, ia segera mengajak Haruto untuk pergi kesekolah.
“Aku berangkat dulu hyung!” Junkyu mengecup pipi Jungwoo kilat sebelum berjalan pergi.
Haruto ingin melakukan hal yang sama seperti apa yang Junkyu lakukan, tapi Jungwoo langsung memelototinya.
Junkyu berlari kearah Lisa dan Hanbin kemudian memeluk mereka berdua bergantian, begitu juga Haruto.
“Kami berangkat!”
Hanbin tersenyum haru melihat Haruto yang berjalan beriringan dengan Junkyu. Astaga, impiannya menjadikan Junkyu sebagai menantunya akan benar-benar terealisasikan. June akan menangis melihat putranya berhasil menaklukan anak kesayangannya.
Tapi Hanbin juga merasa sedikit aneh, kenapa Junkyu tiba-tiba saja menjadi begitu pada Haruto, bukannya selama ini mereka berdua itu selalu saja bertengkar?
Hanbin menghendikkan bahunya singkat, “Kenapa harus di pikirkan, yang penting sekarang mereka sudah bersama. ” gumam Hanbin acuh.
“Jangan lupa bergandengan tangan!!!” Hanbin berteriak dengan kencang, sehingga membuat Lisa yang berdiri disebelahnya langsung menutup telinganya. Sedangkan Jungwoo mendengus keras lalu kembali masuk ke dalam rumahnya.
Haruto dan Junkyu terkikik kecil mendengar teriakan Ayah Haruto.
“Bergandengan tangan sepanjang perjalan ke sekolah bukan ide yang buruk. ” Haruto meraih tangan Junkyu dan mentautkan jari-jari mereka berdua.
Pipi Junkyu seketika merona menerima perlakuan manis dari Haruto.
Haruto yang melihat pipi Junkyu yang memerah sontak tertawa geli, “Kau malu ya hyung?” Goda Haruto.
Junkyu meninju lengan Haruto dengan tinjuan main-main, “Jangan menggodaku! Atau ku tinggal kau. ” ancam Junkyu sambil tersipu.
Haruto tersenyum gemas kemudian mengusak rambut yang lebih tua pelan.
Junkyu dengan sifat seperti ini benar-benar sangat manis, Haruto semakin tidak rela jika nanti Junkyu harus kembali menjadi Junkyu yang bar-bar dan galak kepadanya setelah pengaruh ramuan cinta itu hilang.
Apa ia harus mengorbankan uang tabungannya untuk membeli ramuan cinta ke Hyunsuk hyung lagi agar Junkyu tidak bisa berhenti mencintainya? Entahlah, yang jelas Haruto akan berusahan membuat dirinya dan Junkyu bahagia selama beberapa hari ini, sembari berdo'a semoga keajaiban akan datang kepadanya.
.
.
.
.
Omake:
“Oh?! Haruto dan Junkyu berpacaran atau bagaimana?” Hyunsuk yang baru keluar dari minimarket mengernyit heran saat melihat Haruto dan Junkyu tengah berjalan menuju sekolah sambil bergandengan tangan. Jangan lupakan wajah malu-malu dan tersipu Junkyu yang tampak menjijikam di mata Hyunsuk karena sangat aneh.
“Hah? Siapa yang berpacaran?” Tanya Jihoon yang ternyata berangkat bersama Hyunsuk.
“Itu.” Hyunsuk menunjuk ke arah Haruto dan Junkyu dengan jarinya.
Jihoon melotot kaget, lalu memukul lengan Hyunsuk kuat, “Ah benar! Aku lupa mengatakannya padamu hyung.”
“Huh?”
“Mereka tidak pacaran, tapi Junkyu sedang di bawah pengaruh ramuan cinta yang dibeli Junghwan darimu!”
Hyunsuk melebarkan matanya tidak percaya, “Serius??!”
“Iya! Junghwan membiarkan Junkyu meminum ramuan cinta itu, dan ternyata berhasil! Kau lihat sendiri kan? Junkyu menyukai Haruto karna ramuanmu!” Seru Jihoon antusias.
“Ta-tapi.. ramuan yang aku berikan ke Junghwan sebenernya hanyalah slurp anggur basi... bukan ramuan cinta.”
“APA???!”
.
.
.
.
End