“Fuck!fuck!fuck!”
Jihoon membanting pintu kamar mandi yang berada di dalam kamarnya dengan kuat.
Sangat menjengkelkan. Bagaimana tidak?! Kau berumur 20 Tahun dan kau tidak bisa ereksi! Tidak bisa ereksi!
Jihoon mendudukan dirinya di atas ranjang dengan kasar lalu membanting majalah dewasa yang berada di tangannya ke lantai. Bahkan majalah yang 'Super Hot' milik Jaehyuk tidak bisa membantunya.
Jihoon menghembuskan nafas kasar lalu membaringkan tubuhnya ke atas ranjang, menatap langit-langit kamarnya sembari berpikir.
Apa yang salah dengan dirinya? Kenapa ia tidak bisa ereksi? Kenapa dirinya merasa aneh saat menyentuh miliknya sendiri?!
Jihoon mengerang frustasi, apa dirinya mempunyai kelainan?! Apa dirinya akan terus menjadi perjaka ketika remaja seumurannya saja sudah melakukan seks setiap hari?!
Memikirkan hal itu membuat kepala Jihoon mendadak sakit.
“Halo darling. “
Jihoon mengangkat kepalanya sedikit dan menengok kearah pintu, “Hai Mom. “
Jennie, Ibu Jihoon menaikkan sebelah alisnya kemudian menyandarkan tubuhnya pada pintu sambil bersedekap dada.
“Mom mendengar suara geraman putus asa dari dalam kamar ini, kau oke?”
Jihoon mendengus kasar lalu bangun dari posisi berbaringnya, “Tentu saja. ” balas Jihoon.
“Mom rasa tidak. Kau ingin bercerita?”
“Ayolah Mom, I'm okay. ” ucap Jihoon.
“Oh, baiklah. Jaehyuk sudah didepan, sebaiknya kau cepat bersiap sweetie. ” ujar sang Ibu sambil tersenyum kemudian langsung berbalik pergi.
Mendengar perkataan Ibunya, Jihoon seketika membulatkan matanya terkejut.
“Sial!” Umpat Jihoon ketika melihat kearah jam dindingnya yang sudah menujukkan pukul 7.30 pagi.
Jihoon segera membuka lemarinya, mengambil baju dan celana secara asal, lalu menghambur ke kamar mandi.
.
.
.
“Toast buatanmu memang yang terbaik bibi!” Jaehyuk kembali mengigit roti bakar yang disuguhkan oleh Ibu Jihoon dengan perasaan bahagia.
Menunggu Jihoon bersiap memang agak menyebalkan, tapi selama dirinya mendapatkan sarapan gratis ia sama sekali tidak merasa keberatan.
“Yaampun Jaehyuk, tidak perlu makan terburu-buru seperti itu, kau bisa makan sebanyak yang kau mau.” ucap Jennie sambil meletakkan semangkuk sup jagung dihadapan Jaehyuk.
Jaehyuk memamerkan cengiran khasnya lalu mengambil semangkuk sup jagung itu, “Terimakasih Bibi! ” ucapnya bahagia.
“Jae! Ayo berangkat!” Jihoon menyambar sup jagung yang berada di tangan Jaehyuk lalu menengguknya dengan cepat.
“Hey! Sup jagungku!” Pekik Jaehyuk tak terima, tapi sedetik kemudian ekpresi wajahnya berubah menjadi keheranan.
“Apa yang kau pakai Dude?! Apa itu pakaian dari acara amal?!” Tanya Jaehyuk saat melihat pakaian yang Jihoon kenakan.
Jihoon menggendikkan bahunya acuh, kaos putih polos, kemeja bermotif membosankan dan celana dasar. Apa yang salah dengan pakainnya? Ini nyaman!
“Sangat tidak keren!” Pekik Jaehyuk.
“Duduklah dulu, makan sarapanmu lalu baru berangkat. ” Ucap Jennie sambil mengoleskan roti dengan selai cokelat.
“Tidak ada waktu Mom, kami sudah terlambat! Ayo berangkat!” Jihoon menarik tubuh Jaehyuk yang akan mengambil selembar Toast lagi untuk segera berdiri.
“Sampai jumpa Mom!” Jihoon mengecup pipi sang Ibu kilat lalu segera menggeret Jaehyuk keluar dari rumahnya.
“Sampai jumpa bibi!” Teriak Jaehyuk.
“Ya! Hati-hati kiddos!” Balas Jennie berteriak sambil memasang raut wajah sedikit khawatir.
“Pagi ini apalagi bung? Masih tak bisa ereksi?” Tanya Jaehyuk sambil memasang helm dikepalanya.
Jihoon mendecih kesal lalu naik di jok belakang skuter milik Jaehyuk, “Aku tak mau membahasnya oke. “
Jaehyuk tertawa kecil lalu menolehkan kepalanya kebelakang, “Tebak siapa yang habis bercinta semalaman.”
Jihoon menaikkan sebelah alisnya mendengar perkataan Jaehyuk, “Siapa?”
Bukannya menjawab, Jaehyuk malah menaik-turunkan sebelah alisnya.
“Kau?” Tebak Jihoon dengan nada tak percaya.
Jaehyuk menjentikkan jarinya, “Kau benar! Orang itu adalah aku! Oh man, kau harus merasakannya suatu saat nanti. ” ucap Jaehyuk sambil menyodorkan helm kepada Jihoon.
Jihoon memutar bola matanya jengah, ia mengambil helm yang Jaehyuk sodorkan lalu memakainya. “Aku akan merasakannya suatu saat nanti. “
Jaehyuk kembali tertawa mendengar perkataan Jihoon, “Kau harus bisa ereksi lebih dulu man.” Ledek Jaehyuk.
“Berhenti mengoceh, kita sudah terlambat sialan. ” Singut Jihoon.
“Oke Moron! ” Balas Jaehyuk lalu melajukan motornya menuju ke kampus.
.
.
.
“Tahun ini adalah kesempatan untukmu, jangan buang waktu lagi dude, kau harus buang status keperjakaanmu itu!”
Jihoon menutup pintu lokernya lalu memandang jengah kearah Jaehyuk yang tengah berdiri disebelahnya, “Kita sudah sepakat untuk tidak membahasnya lagi. “
Jaehyuk mengangukkan kepalanya, “Ya! Tapi aku tidak bisa berhenti! Mulutku ini gatal ingin membahasanya terus!”
“Otak selangkangan. ” gumam Jihoon lalu berjalan menuju kelasnya.
“Setidaknya aku sudah tidak perjaka lagi, tidak seperti kau yang bahkan tidak bisa ereksi!” Singut Jaehyuk sebal lalu menjajarkan tubuhnya dengan Jihoon.
“Perduli setan dengan ereksi!” Balas Jihoon.
“Terus bersikap seperti itu, dan jadilah pecundang selamanya. ” ucap Jaehyuk.
Jihoon tidak menanggapi perkataan Jaehyuk. Dirinya masih 20 tahun, bukanlah sebuah masalah besar jika ia masih perjaka. Yang jadi masalah adalah.... ereksi!!!
“Hey pecundang!”
Jihoon dan Jaehyuk yang baru saja menduduk diri di bangkunya seketika terlonjak kaget saat seorang lelaki yang duduk di depan mereka berbalik secara tiba-tiba.
“Aish! Biji kecambah sialan! Membuat kaget saja!” Ucap Jaehyuk durhaka.
“Pagi juga Hyunsuk hyung. ” balas Jihoon sarkas.
Hyunsuk terkekeh pelan, “Pagi Jihoon. By the way, kalian sudah dengar?”
Jaehyuk memasang raut wajah kesal mendengar pertanyaan tanpa awalan yang jelas dari Hyunsuk.
“Mendengar suaramu yang seperti terompet rusak? Ya, kami sudah mendengarnya. ” ucap Jaehyuk dengan nada sebal.
“Aisshh! Bajingan satu ini. Hyung, aku hyungmu!” Hyunsuk mengangkat kepalan tangannya seperti hendak memukul Jaehyuk, “Anyway! Aku dengar akan ada anak baru! “
Jihoon menaikkan sebelah alisnya, “Anak baru? Aneh.”
Hyunsuk menganggukan kepalanya, “Iya! Aneh bukan?!“ Seru Hyunsuk, “Sepertinya dia bukan anak sembarangan. ” lanjutnya sambil bertopang dagu.
“Laki-laki atau perempuan?” Tanya Jaehyuk.
Hyunsuk memicingkan matanya kearah Jaehyuk, “Ku kira kau tidak penasaran. “
“Memang, aku hanya asal bertanya kok. ” balas Jaehyuk sewot.
“Aku tidak tahu dia laki-laki atau perempuan, tapi aku dengar dia hot.” Hyunsuk menatap Jihoon saat mengatakan itu, lelaki itu menaik-turunkan alisnya sembari memasang raut wajah jahil.
Melihat itu, Ekspresi Jihoon langsung berubah kesal, “Kau minta dihajar ya? Kenapa menatapku seperti itu?! “
Hyunsuk tertawa hambar kemudian mengibaskan tangannya pelan, “Ayolah, itu kesempatan untuk melepaskan status keperjakaanmu. “
Jihoon langsung memelototkan matanya mendengar perkataan Hyunsuk, “Hey! –”
“Aku setuju dengan biji kecambah itu. ” potong Jaehyuk, “Kesempatan bagus bukan?”
Hyunsuk menganggukan kepalanya, “Aku bisa membantumu, dengan kemampuan bersosialisasiku yang luar biasa ini. ” ujar Hyunsuk sembari tersenyum bangga.
Jaehyuk tertawa sinis mendengar perkataan Hyunsuk, “Berhenti mengatakan omong kosong hyung! Kau bahkan tidak punya teman selain kita berdua. “
Hyunsuk langsung memasang raut wajah kesal lalu menendang meja Jaehyuk dengan kuat kemudian membalikkan tubuhnya.
“Selamat pagi anak-anak!”
Kelas yang semula ramai seketika langsung berubah menjadi kondusif saat seorang dosen masuk kedalamnya.
“Pagi Mr. Lee! “
“Perfect! Aku suka suasana kelas kali ini. Sangat ceria. ” Ucap Mr. Lee yang sudah berdiri di depan kelas sembari tersenyum.
“Dia masih suka mengatakan omong kosong.” Bisik Jaehyuk kepada Jihoon.
“Ya, sama sepertimu. ” balas Jihoon.
“Anyway! Mungkin sebagian dari kalian sudah mendengar kabar ini.” Ujar Mr. Lee. “Kalian akan mendapat teman baru!” Lanjutnya.
Seketika ruangan penuh dengan suara bisik-bisik.
Hyunsuk kembali menolehkan kepalanya kebelakang, “Apa ku bilang. “
“Hai nak, silahkan masuk. ” Mr. Lee memanggil seseorang yang berdiri diluar ruang kelas.
“Woah! Daebak!”
Jaehyuk tak bisa menutup mulutnya saat melihat orang yang baru saja memasuki kelas. Begitu juga dengan penghuni kelas yang lain.
“Fresh man, ayo kenalkan dirimu kepada teman-teman barumu. ” suruh Mr. Lee.
Lelaki itu mendengus pelan kemudian membungkukkan kepalanya singkat, “Kim Junkyu. Salam kenal. “
Bisik-bisik kembali terdengar.
“Dia hot!” Bisik Jaehyuk heboh. “Lihat! Dia memakai jaket kulit dan celana skinny jeans hitam ke kampus! Bahkan dia memakai eyeliner!”
Jihoon tidak menanggapi ocehan Jaehyuk, ia menatap lelaki yang tengah berdiri di depan sana tanpa berkedip.
“Jae,” panggil Jihoon tanpa mengalihkan atensinya dari lelaki itu.
“Ya? ” balas Jaehyuk dengan dahi berkerut.
Jihoon menolehkan kepalanya kearah Jaehyuk, “Jantungku beredetak hebat saat melihatnya, celanaku dalamku terasa sesak. Bagaimana ini?”
“Hah?!”
.
.
.
.
Tbc