Junkyu hanya bisa menangis dan memberontak dengan sisa-sisa tenaganya saat tubuhnya di tarik paksa oleh Hyunjin menuju mobilnya.

“Hyunjin!  Kumohon lepaskan aku!” Teriak Junkyu.

Hyunjin membanting tubuh Junkyu ke badan mobil dan memepetnya,  “Aku tidak seperti anak buahku yang dengan bodohnya melepaskanmu begitu saja. Aku tidak begitu sayang. ” Hyunjin mengelus pelan pipi Junkyu dengan sebelah tangannya,  sedangkan tangannya yang lain merambat ke bongkahan sintal milik Junkyun.

“Mmmphh!”

Tanpa basa-basi, Hyunjin menyambar bibir merekah Junkyu. Melumat dan menghisapnya dengan kasar.

Junkyu memejamkan matanya erat saat merasakan nafas Hyunjin menerpa lehernya.

“L-lepaskan!  Dasar biadab! ” Junkyu mencoba mendorong dada Hyunjin yang semakin menempel dengannya.

Hyunjin menjilat belakang daun telinga Junkyu, “Kau tahu,  aku tidak mau ditolak lagi. “

Tepat setelah mengatakan hal itu,  tiba-tiba saja tubuh Hyunjin tertarik dengan kuat kebelakang hingga membuat lelaki tampan itu langsung jatuh terduduk.

Air mata Junkyu seketika turun dengan derasnya saat melihat siapa orang yang menarik tubuh Hyunjin.

“Ji-jihoon!”

Jihoon langsung meraih tangan Junkyu dan membawa lelaki manis itu untuk bersembunyi dibalik punggungnya.

Hyunjin bangkit berdiri dengan wajah memerah marah. “Wah.. Siapa kau berani mengganggu kesenaganku huh?” Tanya Hyunjin dengan nada dingin yang sangat mengintimidasi.

Junkyu yang mendengar suara Hyunjin sontak semakin merapatkan tubuhnya pada Jihoon.

Jihoon menyunggingkan senyum sinis,  membuat Hyunjin yang melihatnya langsung berdecih kesal.

“Aku siapa juga itu bukan urusanmu.” ucap Jihoon tenang.

Terdengar suara geraman rendah dari Hyunjin,  tanda jika lelaki itu mati-matian menahan emosi.

“Pergi dari sini dan jangan ganggu aku dan Junkyu,  orang asing. “

Jihoon tersenyum tipis kemudian menarik tubuh Junkyu yang ada di belakang punggungnya kedepan,  sehingga sekarang Junkyu berada di dalam dekapannya.

“Kalau aku tidak mau?” Ucap Jihoon sambil memasang raut menantang.

Jihoon merasa tubuh Junkyu yang ada di dalam dekapannya bergetar hebat.

“Sshh tenanglah,  ada aku. ” Jihoon membisikan kalimat penenang pada Junkyu. Membuat lelaki manis itu semakin mengencangkan pegangannya pada Jihoon.

“Sepertinya Junkyu sangat takut padamu. Jadi menyingkirlah. “

Hyunjin mengepalkan tangannya erat-erat. Tidak,  ia tidak boleh melepaskan Junkyu kali ini,  atau usahanya selama ini sia-sia.

“Siapa kau berani-beraninya memerintahku?!” Teriak Hyunjin murka.

Jihoon menatap Hyunjin dengan tatapan dinginnya,  “Enyahlah sebelum kau kuhabisi. “

“Sialan!” Hyunjin hendak memukul wajah Jihoon dengan tinjunya,  tapi tiba-tiba saja tangannya di tahan oleh seseorang.

Jihoon seketika tersenyum lega saat melihat siapa orang yang datang untuk membantunya itu.

“Wah Hwang Hyunjin,  kau sangat berani ya mencari perkara di daerah kekuasaanku. “

Hyunjin membulatkan matanya terkejut bukan main saat melihat siapa orang yang telah lancang menahan tangannya.

“Na Jaemin.. ” geram Hyunjin tertahan.

Jaemin tersenyum tipis kemudian menghempaskan tangan Hyunjin yang tadi dicekalnya.

“Ya, ini aku.” Balas Jaemin dengan bibir yang tampak tersenyum, tapi tidak dengan matanya.

Renjun yang sedari tadi berada di balik tubuh Jaemin beringsut mendekati Jihoon dan Junkyu.

“Dia tidak apa-apa?” Tanya Renjun pada Jihoon saat melihat Junkyu menangis di dalam pelukan Jihoon dengan tubuh yang gemetar.

Jihoon menggelengkan kepalanya,  “Aku tidak tahu. “

“Ini bukan urusanmu Jaemin,  jadi jangan ikut campur. ” desis Hyunjin.

Jaemin tertawa sumbang,  “Tentu saja ini menjadi urusanku. Karena kau berulah di wilayahku,  dan kau mencari masalah dengan sahabatku. ” balas Jaemin sambil menatap Hyunjin tajam.

“My baby bunny sweetheart darling. ” panggil Jaemin pada Renjun.

“Apa?”

“Suruh Jihoon dan Junkyu pergi dari sini. ” Jaemin mengatakan itu tanpa mengalihkan tatapan dari wajah kesal Hyunjin.

“Ji,  bawa Junkyu kembali ke apartemenmu. Cepat!”

Jihoon mengangguk tanda mengerti lalu segera menggendong Junkyu yang masih saja gemetar menuju apartemennya.

“Beraninya kau!” Hyunjin hanya bisa menggeram murka melihat Junkyu dibawa pergi begitu saja oleh lelaki yang tak di kenal tepat di depan matanya.

Jaemin tertawa pelan,  “Tak ada yang perlu aku takutkan darimu. ” ucap Jaemin dengan penekanan di tiap katanya.

Hyunjin mendecakkan lidahnya pelan,  “Begitu ya.. ” ia memajukan langkahnya sehingga dirinya dan Jaemin saling berhadapan dalam jarak yang lumayang dekat, “Kau ingin bermain-main denganku huh?”

Jaemim tersenyum miring lalu menepuk pundak Hyunjin pelan. “Aku tidak ada waktu untuk bermain-main denganmu sekarang. Lebih baik kau pulanglah,  ayah dan ibu pasti menunggumu dirumah. ” ucap Jaemin kemudian berjalan menghampiri Renjun.

Hyunjin mengepalkan tangannya erat, ia membalikkan tubuhnya menatap Jaemin yang sudah berlalu menggunakan mobilnya dengan tatapan tajam.


Jihoon membaringkan tubuh Junkyu diranjangnya dengan perlahan. Ia masih merasa sangat marah saat melihat bagaimana lelaki yang dipanggil Jaemin Hyunjin itu menyentuh Junkyu sehingga membuat lelaki manis itu ketakutan.

Jihoon membaringkan tubuhnya disisi ranjang. Ia memberanikan diri menjulurkan tangannya mengusap pipi gembil Junkyu yang selalu membuatnya gemas.

“Apa dia menyakitimu?” Jihoon menghapus jejak-jejak air mata yang masih tersisa di wajah manis Junkyu.

Junkyu yang merasa terganggu akhirnya membuka sedikit matanya,  dan pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah wajah tampan Jihoon.

“Kyu.. “

Junkyu memejamkan matanya saat tangan Jihoon mengelus rahang dan pipinya dengan lemah lembut.

“Dibagian mana lelaki itu menyentuhmu?” Tanya Jihoon yang terdengar seperti sebuah bisikan sarat dengan amarah.

“Apa dia menyentuh ini?” Jihoon menurunkan tangannya sampai pada bokong Junkyu. “Apa dia menyentuhmu disini?”

Junkyu tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya,  ia tidak berani membuka matanya sedikitpun. Demi Tuhan aura Jihoon yang ada dihadapannya ini luar biasa mengintimidasi. Kemana Jihoon si gay lemah yang selama ini ia bully?!

Jihoon menggeram tertahan saat melihat Junkyu menganggukan kepalanya. Dengan perasaan penuh emosi,  ia langsung meremas kasar bongkahan sintal milik Junkyu sehingga lelaki manis itu reflek melenguh keras.

“Dimana lagi dia menyentuhmu? ” Jihoon menatap bibir merah Junkyu yang sedikit terbuka,  “Apa disini?”

Junkyu membulatkan matanya terkejut saat merasakan bibirnya di pangut dengan lembut oleh Jihoon.

Tangannya yang semula berada di bokong Junkyu ia naikkan untuk menekan tengkuk lelaki manis itu guna memperdalam pangutannya.

Junkyu mendesah pelan saat Jihoon melepaskan tautannya.

Jihoon membingkai wajah merah Junkyu dengan sebelah tangannya.

“Kau harus membayarnya Kim Junkyu.” ucap Jihoon dengan nada rendahnya.

Tubuh Junkyu seketika meremang,  matanya menatap lurus pada mata Jihoon yang tengah menatapnya tajam.

“A-apa?”

“Kau harus membayar perbuatan burukmu kepadaku selama ini. “

Junkyu mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan perkataan Jihoon.

Tanpa menjawab pertanyaan Junkyu,  Jihoon kembali menyatukan bibir mereka.

Bunyi kecipak terdengar jelas dari keduanya saat lidah mereka saling bertautan.

“Nghh...mngghh...”

Junkyu melebarkan matanya terkejut saat Jihoon melepaskan tautan bibir mereka tiba-tiba. Lelaki tampan itu bangkit terduduk lalu langsung menarik sweater yang Junkyu kenakan.

“Park Jihoon!  Apa yang kau-mphh!! “

Jihoon kembali menyambar bibir Junkyu, tidak membiarkan lelaki manis itu melayangkan protes sedikitpun.

Tangan Jihoon beralih ke dada Junkyu. Memainkan tonjolan kecil disana sehingga membuat Junkyu melenguh,

“Nghh—Jihoon!—akhh”

Ini gila! Junkyu, kau tidak harusnya pasrah diperlakukan begini?!  Inner Junkyu mencoba protes.

“Akuhh bukan gay!” ucap Junkyu dengan susah payah.

Jihoon menyeringai lalu menatap wajah manis Junkyu yang sudah bermandikan keringat.

“Tubuhmu berkata lain. “

Jihoon kembali menghabisi puting Junkyu. Mulutnya menggarap yang kiri, sedangkan tangannya merangsang yang kanan. Begitu terus sebaliknya, membuat Junkyu semakin frustasi.

“Jihoon..Cukupphh!  Akuu tidak tahan lagi!!”

Jihoon tidak menghiraukan kata-kata Junkyu. Ia terus menggarap puting milik Junkyu dalam mulutnya dan mainkan lidahnya disana.

Seakan akal sehat telah menghianatinya,  Junkyu hanya bisa mendesah  merasakan semua sentuhan yang Jihoon berikan kepadanya.

“Ji!”

Jihoon dapat merasakan penisnya berkedut di bawah sana. Ia segera menghentikan kegiatannya membuat Junkyu mengerang frustasi.

Jihoon tertawa kecil, “Tunggu sebentar.” ucapnya sambil mencium sekilas bibir Junkyu.

Jihoon menanggalkan celana serta kausnya sendiri. Melihat ekspresi Junkyu saat ini tentu saja menaikkan libidonya.

Dengan sekali gerakan,  ia menarik celana training Junkyu beserta celana dalamnya,  sehingga sekarang mereka berdua sama-sama tidak memakai sehelai benangpun.

Jihoon menengguk ludahnya kasar,  tubuh Junkyu benar-benar luar biasa indah. Ia merangkak naik keatas tubuh Junkyu kemudian mengkungkung lelaki manis itu dibawahnya.

“Kim Junkyu.. ” panggil Jihoon dengan suara seduktif.

Nafas Junkyu memburu,  perasaannya tidak karuan saat melihat Jihoon yang terlihat begitu tampan di atas sana.

”-aku meminta bayaranku sekarang.”